Lihat ke Halaman Asli

Kalau Sayang, Gak Ngelarang-ngelarang?

Diperbarui: 25 Oktober 2017   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

eh itu judul apaan dah, gw gak ngerti hahaha.

Gimana sih menurut kalian apakah sayang itu selalu berkaitan dengan larangan? sering kali orang yang menjalin hubungan dengan lawan jenis, mengalami cekcok hanya karena pasangannya kebanyakan ngelarang.

Ngelarang pergi keluar sama teman-teman, ngelarang main futsal, ngelarang main Mobile Legend,ngelarang makan sebelum diingetin hahaha. Kalau dalam Bahasa kerennya sering dikenala possessive. possessiveitu baik gak sih? sebenernya baik, cuma kalau over jadi gak baik. 

pasangan yang sehat adalah pasangan yang tahu menempatkan diri, maksudnya? iya lu harus tempatkan pasangan lu itu sebagai seseorang yang dewasa bukan seorang anak kecil yang apa-apa dilarang. Terus gimana cara mengantisipasinya? sederhan aja sih, coba ajak diskusi aja.

contoh ya, misal lu punya cowo dan cowo lu ini hobbie banget main game jangan pernah larang dia untuk main game karena itu hanya akan menimbulkan amarah yang sangat besar, triknya adalah minta waktunya kemudian coba ajak dia mendiskusikan sesuatu yang baru aja lu alami hari ini dan minta pendapatnya mengenai hal  itu.

Tapi kalau dia gak mau tahu sama sekali, ya itu artinya dia gak siap untuk pacaran atau menjalin hubungan, karena menjalin hubungan itu bicara tentang sacrifice (Pengorbanan)

sederhana sebenernya untuk melihat sayang atau tidak, ya pertama gak suka ngelarang-ngelarang apa lagi sampai sesuatu yang ekstrim, kemudian tahu menempatkan diri yakni tidak terlalu mengikat sebab pasangan kita harus punya waktu buat orang-ornag lain, bukan buat lu doing, menempatkan pasangan sebagai seseorang yang dewasa dengan cara mengajak diskusi mengenai hal-hal yang sederahana sampai urusana Negara.

Jadi gw setuju banget kalau sayang itu gak ngelarang-ngelarang, memberikan pertimbangan boleh. ya gak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline