Sedikit mencengangkan dan bercampur penasaran dengan judul yang tertera pada layar yang ada didepan ketika mengikuti seminar yang merupakan rangkaian dari kegiatan Pratemu BEM Nusantara di universitas Budi luhur jakarta beberapa waktu yang lalu, pemateri juga sebagai yang punya buku(penulis) bapak Saleh Gunawan, memang sedikit agak rancu ketika "kapitalisme disandingkan dengan kerakyatan". tapi kita tunggu aja penjelasan lebih lanjut dari buku kotroversi tersebut. berikut saya hadirkan pengantar yang saya dapat waktu mengikuti acara tersebut :
Warisan para founding fathers,berupa kemerdekaan, konsitusi mulia maupun kelimpahan SDA, ternyata tidak mensejahterakan mayoritas 240 juta rakyatnya. Melainkan bagi segelintir orang dan bangsa-bangsa lain. Bahkan sudah menghancurkan mental spritual bangsa, dan SDA titipan generasi mendatang. Indonesia menjadi bangsa kuli. Melalui studi strategis yang back to basics, maka baru pertama kalinya sepanjang merdeka, dilakukan analisis swot terhadap bangsa dan negara indonesia. Konstitusi mulia sebagai nilai-nilai tujuan akhir, bersyukur disempurnakan pada tahun 2002 agar efisien-berkeadilan, perkawinan mustahil “ api-air”. Namun justru melalui telaahan matriks boston consulting Group, ditemukan kuadran bintang/kuadran 4 yang paling efisien-Berkeadilannya. Namun ditmukan “Kavling kosong” paling baik tersebut, tidak serta merta mudah mengisinya tanpa terperosok ke kuadran yang lebih rendah.
Bersyukur, dengan mengantikan keserakahan pemburu rente oleh kepantasan, ternyata Undang-undang yang ada dapat mewadahi entitas BUMB (badan usaha manfaat bersama) sebagai yang paling efisien –berkeadilan Ps 33(4). Yang mengungguli entitas apapun didunia, baik koperasi tradisional,BUMS maupun BUMN. Bahkan BUMB sesungguhnyalah “proven system” karena merupakan praktek keseharian dari conspirasy of the rich yang telah dicuri rahasianya oleh pencipta. Ihwal merahasiakan ilmu finansial itulah yang dikatakan sebagai The Root of All Evil oleh robert kiyosaki.
Kapitalisme dan kerakyatan kini menjadi pasangan yang serasi yang bahu membahu. Melalui entitas BUMB rakyat menjadi mayoritas pemegang saham tanpa suara, darisetoran Non-tunai/ inkind SDA miliknya. Sebaliknya pencipta memiliki minoritas saham namun gesit karena memegang suara mayoritas. Investor datang kemudian denga tunai.
Bangsa indonesia yang memiliki BUMB yang paling Efisien (kapitalisme)- Berkeadilan (kerakyatan), kini mampu melangkah lurus cepat tanpa ragu, mengelola SDA pasal 33 berskala besar untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. BUMB sesunguhnyalah solusi mikro bagimasalah makro, sejalan pendiri singapura “pertama-tama pendapatan..!”
Kemiskinan merupakan masalah paling besar dunia, melebihi perang, teror dan perubahan iklim (BBC Polling). Ekonomist tim harford barulah mampu memimpikan sistem yang efficient and fair. Maka BUMB yang ditemukan bangsa indonesia, kiranya mampu menjadi bagian penyelesaian masalah utama dunia tadi, ketika tepat 50 tahun lalu di PBB soekarno berujar “hilangkan penghisapan”, dan bentrokan akan lenyap !.
Saya berharap penjelasan dari Buku ini selanjutnya....karena selesai seminar berlangsungpun masih belum mengerti dengan konsep yang diterangkan bapak...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H