Mati adalah hal yang pasti. Dalam surat Ali Imran ayat 145 yang artinya "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapannya yang telah ditentukan waktunya".
Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa kematian itu pasti. Kita semua tidak kuasa untuk menghindarinya. Setiap detiknya, satu persatu makhuk bernyawa yang ada di dunia ini menghembuskan nafas terakhirnya.
Hari ini, Rabu, September 2019 pukul 18.05 WIB, salah satu tokoh kebanggaan bangsa ini meninggal dunia. Bacharudin Jusuf Habibie meninggal pada usia 83 tahun.
Negeri ini telah kehilangan salah satu tokoh yang sempat menorehkan sejarah bangsa kala beliau menjabat sebagai presiden RI ke 3 pada 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.
Habibie adalah orang yang bukan hanya mempersiapkan kebutuhan yang ia perlukan selama di dunia melainkan di akhirat. Dibalik kesibukannya sebagai publik figure, beliau ternyata telah mempersiapkan suatu rumah yang akan melindunginya dari hujan dan panas serta menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Rumah tersebut terletak tepat di samping tempat persemayaman Ibu Ainun.
Saat itu, satu hari sebelum Idul Adha, saya bersama dengan teman saya menyempatkan diri untuk berziarah di makam pahlawan. Pada kesempatan tersebut, saya tidak lupa untuk mengunjungi makam Ibu Presiden Negara kita yaitu Ibu Ani dan Ibu Ainun.
Betapa romantisnya Eyang terhadap istrinya. Makam Ibu Ainun penuh dengan bunga. Saya pun bertanya kepada seseorang yang bertugas di makam.
"Pak, ini bunganya dari siapa ya?"
"Oh, bunga itu dari Pak Habibie mbk. Beliau selalu rutin mengganti bunga-bunga tersebut. Biasanya, kalau tidak sempat datang ke sini, beliau akan mewakilkan tugas ini kepada orang lain."
Jawaban yang saya dapatkan membuat saya tidak berhenti mengucapkan pujian. Kisah cinta antara Ibu Ainun dan Pak Habibie ini bukan sebatas film Habibie Ainun saja.
Pak Habibie benar-benar berharap dan percaya bahwa Ibu Ainunlah jodoh dunia akhiratnya, cinta sejatinya.