Lihat ke Halaman Asli

Merefleksi Indonesia

Diperbarui: 22 Agustus 2024   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perang di padang Kurusetra telah beratus abad berlalu, 

Tetapi lantunan syair-syair yang mengiringi sabetan pedang Pandawa dan Kurawa masih jernih terdengar:

Untuk setiap engkau

Penghuni persada Ibu Pertiwi

Yang mengilhami makna cinta

Lewat kesetiaan sayupan angin mengantar aroma melati hingga di kecupan

Lewat balutan tanah subur yang menawarkan kemakmuran

Lewat gulungan ombak yang setia merayu samudera

Mengantarnya pada bibir pantai, sang takdir sejati

Lewat riuhnya keheningan malam, melantunkan nyanyiannya merayu angkasa

Dengarlah sabda sejati yang terurai elok dari mulut sang Mistikus Cinta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline