Lihat ke Halaman Asli

"Love Your Cake, Mom!" Sebuah Jawaban Dalam Kue

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292990429821999205

[caption id="attachment_81218" align="alignleft" width="248" caption="happy mother"][/caption] Sepenggal cerita kecil untuk menyambut Hari Ibu. Sebuah cerita sederhana yang sarat makna dan biasanya hanya bisa dilakukan seorang IBU kepada anaknya. Kadang kita bertanya dalam hati dan  menyalahkan Tuhan, "Apa yang telah saya lakukan sampai saya harus mengalami  ini semua?" atau "Kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya ?" Here is a wonderful explanation. Seorang anak memberitahu ibunya kalau  segala sesuatu tidak berjalan  seperti yang dia harapkan. Dia menceritakan kalau dia mendapatkan nilai  jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, sakit hati karena diolok-olok teman sekelasnya dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota. Semua kejadian itu bertubi-tubi datang kepadanya dan membuatnya sedih. Air matanya sampai tak tertahankan. Tanpa merasa malu di hadapan ibunya, air mata itu mengalir di pipinya. Saat itu ibunya sedang membuat kue. Didengarkannya cerita sang anak tanpa sedikitpun menyela. Tanpa menjawab apapun, sang ibu menawarkan apakah anaknya mau mencicipi kue buatannya. Dengan senang hati sang anak berkata, "Tentu saja. I love your cake." Sang ibu tersenyum melihat anaknya makan. Nampak krim-krim kue yang menempel di sekitar bibir anaknya yang sedang mengunyah. Sejenak ia lupa dengan masalahnya. "Nih, cicipi mentega ini," kata ibunya menawarkan. "Yaiks," ujar anaknya. Sang anak menggeleng. "Bagaimana dengan telur mentah?" ujar sang ibu penuh senyum. "You're kidding me, Mom?!" Ibunya makin lebar senyumnya. "Mau coba tepung terigu atau baking soda?" ujar ibunya lagi makin menggoda. "Mom, semua itu menjijikkan!" Lalu ibunya menjawab, "Ya. Semua itu  memang kelihatannya tidak enak bahkan menjijikkan jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, maka akan menjadi kue yang enak. Seperti kue yang kamu makan tadi, nak. Rasanya lezat, bukan?!" Anaknya mengangguk. Senyumnya terkulum manis. Rasanya masalah itu begitu saja terurai di kepalanya. Masalah yang sejak tadi membuatnya pusing dan sedih. Tuhan bekerja dengan cara yang sama.  Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit  dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dengan rancangan-Nya, maka segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya. Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia  mengirimkan bunga setiap musim  semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat  kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkan-Nya, Dia ada di setiap  tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati  kita. Kehadiran IBU adalah bagai PELITA yang dikirim Tuhan untuk mendidik kita menjadi manusia yang kuat, manusia yang penuh kasih, dan manusia bercahaya. Itu artinya, manusia kuat adalah manusia yang tahan terhadap segala kesulitan hidup. Manusia yang penuh kasih adalah manusia yang memiliki hati untuk tidak menyakiti orang orang lain. Sedangkan manusia bercahaya adalah manusia yang dibimbing untuk mendapatkan pengajaran dan menjadi berguna bagi hidupnya sendiri dan orang lain.

[caption id="attachment_81220" align="aligncenter" width="300" caption="ibu angsa dan sebuah pengajaran (ilustrasi from google)"]

12929911771265169013

[/caption]

Segala masalah atau kesulitan yang kita hadapi terkadang tidak sebesar apa yang kita pikirkan. Kita hanya perlu HATI yang luas untuk menampungnya. Seperti hati yang dimiliki seorang ibu. Menyambut hari yang penuh perjuangan ini, mari kita maknai segala perjuangan IBU kita sejak saat kita kecil hingga kita yang sekarang ini. Mari BERDOA untuk ibu kita dan untuk semua ibu di dunia ini. Semoga Tuhan menyayanginya, selalu. - S E L A M A T  H A R I  I B U - Baca juga ya : http://umum.kompasiana.com/2010/02/12/mom-and-shopping/ http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2010/03/26/ibu-perjalanan-daya-tahan-hidup-keberanian-kekuatan/ http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2010/04/13/wanita/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline