Lihat ke Halaman Asli

Ria Utami

Blogger

Gaya Hidup Baru, Selamatkan Keuangan yang Terganggu

Diperbarui: 27 Juni 2020   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dan grafis: pribadi

Pandemi Covid-19 ini pengaruhnya memang benar-benar dahsyat. Ia mengubah segalanya mulai sistem pendidikan, cara beribadah, sampai gaya hidup. Bahkan, kondisi keuangan ikut ''terganggu''.

Hal tersebut tampak dari para pekerja di sektor informal atau pekerja yang bergantung pada usaha sehari-hari. Karena segala aktvitas dibatasi, pembeli atau customer berkurang bahkan tidak ada. Tak heran kalau banyak masyarakat yang status sosialnya berada di atas rata-rata tiba-tiba berbalik masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Tak cuma itu, banyak perusahaan yang menerapkan beberapa strategi agar bisa survive. Di antaranya, memangkas jam kerja akibat pemberlakuan physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga berdampak pada pendapatan karyawan yang ikut dikurangi. Ehm, hal itu lah yang terjadi pada saya.

Dari yang kerja seminggu dengan enam hari kerja, kini perusahaan memberlakukan lima hari kerja. Kalau selama ini kami harus ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan, sekarang cukup di rumah dan hanya dua-tiga kali dalam seminggu piket ke kantor. Otomatis, beberapa tunjangan dipotong. OMG.  

Akibatnya, ada beberapa perubahan pengaturan keuangan keluarga. Ada pos-pos pengeluaran yang membengkak, seperti biaya penggunaan listrik dan air yang cukup membuat saya mengelus dada. Langsung melonjak. Pasalnya, kami banyak beraktivitas di rumah, bekerja dan belajar dari rumah.

WFH dan SFH

Pos untuk kebutuhan gadget juga bertambah. Saya sampai membeli laptop baru karena perangkat lama sudah tidak mumpuni untuk memenuhi kebutuhan kerja dan sekolah melalui daring.

Di tengah pandemi seperti ini, saya juga menambah pengeluaran di pos kesehatan untuk menjaga daya tahan tubuh. Seperti membeli vitamin, masker, jamu-jamuan, dan menambah asupan buah serta sayuran.

Namun di sisi lain, ada pengeluaran yang terpangkas. Seperti uang sekolah dan les anak-anak memberikan potongan sebesar 10 persen karena belajar jarak jauh. Biaya transportasi ke kantor dan sekolah cukup berkurang. Beruntungnya, cicilan untuk kendaraan dan rumah sudah lunas. Jadi, saya bisa sedikit bernafas lega.

Saat seperti ini memang butuh sikap cerdas dan bijaksana dalam membeli barang. Ada pos-pos pengeluaran lain yang saya revisi, yaitu belanja kosmetik. Karena kerja dari rumah dan jarang bepergian, otomatis pemakaian kosmetik jadi berkurang. Apalagi, kalu keluar selalu pakai masker. Jadi, tanpa pulasan lipstik pun tak jadi soal. Hehe...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline