Lihat ke Halaman Asli

Ria Utami

Blogger

Kenapa Harus Cek Toko Sebelah?

Diperbarui: 23 Februari 2019   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

film favorit saya nih...

Kehidupan ibarat perjalanan. Bakal banyak persimpangan yang mengharuskan kita menentukan arah untuk mencapai tujuan. Film Cek Toko Sebelah menunjukkan pada kita bahwa untuk menentukan pilihan jalan hidup, haruslah bijaksana yang di dalamnya ada usaha, fokus, dan niat baik.

Sinema bergenre drama komedi yang disutradarai Ernest Prakarsa ini diawali dengan kesibukan Koh Afuk (Chew Kin Wah) dan karyawan toko kelontongnya. Toko yang menjual kebutuhan pokok atau sembako itu cukup besar dan memiliki banyak pelanggan. Dari sanalah Koh Afuk dan mendiang istri sukses menghidupi dua anak, Yohan (Dion Wiyoko) dan Erwin (Ernest Prakasa).

Yohan kemudian menikah dengan Ayu (Adinia Wirasti), perempuan pribumi, meski tak direstui oleh Koh Afuk. Apa boleh buat, Yohan dan Ayu sudah saling cinta.
Kehidupan mereka pas pasan. Bahkan, Yohan masih kerap berhutang pada ayahanda demi menopang usaha sebagai juru foto lepas.
Nasib sang adik, Erwin, bertolak belakang. Erwin punya karier cemerlang. Dia dipromosikan sebagai brand director Southeast Asia yang akan berkantor di Singapura. Natalie (Gisella Anastasia), sang pacar, yang punya karir moncer juga sangat mendukung Erwin.

Nah, di sini masalah mulai muncul. Koh Afuk berkeinginan mewariskan toko lantaran kesehatannya menurun dan usianya yang menua. Sebagai keluarga keturunan Tionghoa, sudah lazim seorang anak meneruskan usaha orang tua.
Yohan sendiri sudah menawarkan diri untuk mengurus toko itu. Tapi, Koh Afuk tidak yakin Yohan bisa. ’’Kamu ngurus diri kamu sendiri aja nggak bener. Saat ini kamu bertanggung jawab buat satu orang, yaitu Ayu. Tapi kalau urus toko, kamu bertanggung jawab pada semua pegawai papa.”  

Koh Afuk akhirnya memilih Erwin untuk mengambil alih toko. Erwin yang sudah ancang-ancang berkarir di Singapura pun bingung. Apalagi, Natalie sudah mencak-mencak nggak setuju Erwin mengurus toko kelontong itu. Namun, Erwin akhirnya memutuskan untuk mencoba mengurus toko sang ayah dengan perjanjian cuma sebulan.
Dalam waktu sebulan itu, banyak hal terjadi. Toko sembako sang ayah ternyata menang kompetisi display produk. Para karyawan juga menyukai Erwin. Dalam hal pembukuan jadi lebih rapi ketika ditangani atau mendapat sentuhan Erwin.

Kocok Perut

Unsur komedi sangat terasa dalam film ini. Jelas itu diperkuat para pemeran pegawai toko yang adalah komika stand up comedy. Di film keluaran akhir 2016 itu, terlibat 20 komika yang punya peran macam-macam. Tak heran kalau Cek Toko Sebelah sukses bikin penonton ngakak habis. Misalnya adegan ketika Kuncoro (Dodit) menyapa Tini (Arafah Rianti), pegawai toko sembako sebelah. Kuncoro meminta Tini memanggilnya dengan nama Kuns. Tapi, teman-teman Kuncoro bilang kalau namanya lebih cocok dipanggil Coro yang artinya kecoa.

Tak berhenti di situ, kelucuan juga banyak tersebar dalam adegan. Misalnya saat Kuncoro mencoba mendekati Tini. ’’Kamu mau ke mana? Ayo tak anter,” ajak Kuncoro. Tapi, Tini menolaknya sambil malu-malu, ’’Nggak usah. Saya masih di bawah umur.” 

Belum lagi akting Naryo (Yusril Fahriza), cowok feminin yang kerap cari perhatian pada Erwin. Dialognya dengan Kuncoro pun mengundang senyum. ’’Sedang nulis apa Kun? Surat wasiat, yo?” tanya Naryo. Kontan Kuncoro sebel. ’’Aku belum mau mati dalam waktu dekat, cuy. Kalau mau duluan ya monggo,” sahut Kuncoro.

Suspensi

Tapi, bukan Ernest namanya kalau ceritanya monoton cuma bikin penonton ketawa ketiwi. Peraih penghargaan sebagai penulis skenario terbaik FFI 2017 ini memang paling pintar untuk mengaduk emosi penonton melalui jalan cerita yang tak terduga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline