Lihat ke Halaman Asli

Manfaatkan Limbah Perikanan sebagai Produk Nilai Tambah

Diperbarui: 29 Juni 2016   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.budidaya-ikan.com

Tak heran jika Indonesia dijuluki sebagai negara maritim, surganya perikanan. Berdasarkan wilayah geografis, sudah kita ketahui bahwa 70% wilayah Indonesia adalah perairan, perairan yang kaya akan potensi ikan dari laut Malaka hingga Arafura. Tahun 2016 ini, pemerintah memiliki sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan produksi sektor perikanan hingga 25,91 juta ton. Hal tersebut juga ditujukan agar konsumsi ikan nasional terus meningkat.

Namun, masih banyak kendala dalam hal produksi perikanan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan adanya limbah perikanan yang dapat mencemarkan lingkungan. Limbah perikanan tersebut berbentuk limbah padat, cair dan gas. Limbah padat perikanan adalah limbah berupa sisa potongan daging ikan, sisik, kepala, kulit, tulang, insang atau saluran pencernaan. Limbah perikanan yang berbentuk cair antara lain berupa darah, lendir dan air pencucian ikan. Sedangkan limbah berbentuk gas adalah bau ikan yang ditimbulkan karena adanya senyawa amonia dan hidrogen sulfida.

Sejauh ini, limbah hasil produksi perikanan tersebut masih dianggap sebagai ‘sampah’ oleh mayoritas orang. Padahal, limbah hasil perikanan tersebut memiliki nilai tambah tersendiri jika dapat diolah dengan baik. Bahkan pengolahan limbah menjadi salah satu syarat dalam upaya menduduki perekonomian terbesar dunia.

Mc Kinsley Global Institute (2012) dalam publikasinya The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030. Dengan syarat apabila Indonesia mampu untuk meningkatkan hasil produksi, mengembangkan produk hasil perikanan yang berorientasi pada inovasi, efisiensi, produk bernilai tinggi dan bernilai tambah, mengurangi dan mengoptimalkan limbah.

Prediksi tersebut merupakan sebuah tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk mewujudkan mimpinya sebagai poros maritim dunia. Salah satu caranya adalah dengan mengolah limbah hasil perikanan sebagai produk bernilai tambah (nirlimbah). Produk nirlimbah merupakan pemanfaatan limbah ikan yang menekankan sistem siklikal dalam proses produksi, sehingga tercipta produksi bersih. Limbah dari sebuah proses produksi akan menjadi bahan baku atau sumber energi bagi produk berikutnya.

Jenis-jenis produk nirlimbah perikanan juga cukup beragam. Antara lain daging lumat, minyak ikan, tepung dan silase ikan, kolagen dan gelatin, chitin dan chitosan, pupuk organik atau pupuk cair, serta aneka kerajinan dapat dibuat dari limbah yang berupa sisik dan kulit ikan serta cangkang kekerangan.

Karena sebagian besar produksi ikan hanya mengolah 50-60% bagian ikan, yakni daging ikan. Artinya ada sekitar 40% bagian ikan yang terbuang. Untuk itu, pemanfaatan limbah ikan untuk diolah menjadi produk nirlimbah menjadi sangat penting. Dengan demikian, mengolah limbah ikan sebagai produk nirlimbah dapat meminimalisir dan mengoptimalkan limbah ikan serta mampu meningkatkan nilai tambah perikanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline