Generasi muda Indonesia, hapal betul tokoh-tokoh superhero jebolan DC maupun Marvel. Justru Sulit rasanya, bila saat ini, kita mencari anak muda yang tidak kenal Batman atau Ironman. Hampir semua anak muda tahu, anak kecil juga kenal, tidak jarang mereka menjadi pemuja fanatik.
Saat ini animo masyarakat yang sedang kecanduan tokoh pahlawan super, sekarang bioskop kita sedang diramaikan film Civil War, cerita tentang pertempuran sesama superhero,konflik antara Captain Amerika dengan Ironman.
Penonton membeludak, lintas generasi, beragam latar belakang berbondong-bondong, mengantri, berburu tiket film yang sudah menyedot perhatian dunia sekaligus berhasil mencundangi karya anak bangsa.
Di tengah gempuran impor superhero ke Indonesia, adakah yang mengenal Aquanus, manusia super asli pribumi, sering berkeliaran di Yogjakarta. Mungkin, sosok Aquanus, hanya melekat diingatan kakek, nenek atau orang tua kita saja, yang bisa jadi sekarang mereka malah asik nonton Civil War.
Tidak perlu waktu lama, demam Civil War akan usai, lalu maukah kita meluangkan waktu untuk kembali mengenal tokoh superhero karya anak bangsa, misalnya membantu perjuangan Aquanus menumpas kejahatan di perairan Indonesia?
Nasib Aquanus di Negara Maritim
Aquanus lahir ditangan komikus yang bernama Widodo Nur Slamet. Debutnya dalam dunia pahlawan super di Indonesia, dimulai sejak tahun 1968, dalam buku komiknya yang berjudul Aquanus di Planet Vibhy. Kekuatan Aquanus serupa dengan Aquaman atau Namor, karakter komik dari negeri Paman Sam. Ia mampu bertarung di dalam air dan mempunyai kekuatan memanipulasi zat cair menjadi senjata.
Aquanus bukan berasal dari tanah nusantara, ia berasal dari planet Zyba yang sudah dihancurkan oleh bangsa Burbur sewaktu ia masih kecil, Aquanus kecil, dilarikan oleh putra angkat raja Sving dengan mengirimnya ke bumi agar selamat dari teror bangsa burbur.
Sesampai di bumi, Aquanus terdampar di tengah lautan, terombang-ambing, hingga ditemukan oleh keluarga pemburu paus, yang akhirnya mengakat Aquanus sebagai anak. Sejak saat itu Aquanus diberi nama Dhanus oleh orang tua angkatnya.
Komik Aquanus memang tidak seproduktif kisah Aquaman dan Namor. Pada tahun 1975, Aquanus sudah tidak eksis lagi. Dari penantian yang cukup lama, pada tahun 2008, Aquanus beraksi kembali, dirilis ulang oleh Metha Studio yang bekerja sama dengan Neo Paradim Studio. Walaupun sudah dirilis ulang, hidup Aquanus masih terlunta-lunta, untuk bersaing dengan Upin-Ipin saja, jagoan yang ahli dalam pertempuran laut ini tak mampu.
Di tengah gelombang jargon-jargon poros maritim di Indonesia, nasib Aquanus tak kunjung membaik, ia semakin terlupakan, tergilas, eksistensinya tenggelam ditelan sinetron anak jalanan. Generasi penerus bangsa, kini lebih asik dijalanan, naik motor-motoran, kebut-kebutan daripada mencintai lautan.