EMON , begitu panggilan para tetangga, kepada bujangan asal sukabumi yang sudah menjadi tersangka pelaku sodomi terhadap 51 bocah usia SD. Beberapa diagnose medis tentang kelainan sex di anugrahkan kepada si emon. Mulai dari PEDOFILIA, HOMOSEXUAL dan BISEXUAL. Maka lengkaplah sudah deviasi sexual si emon.
Pedofilia menjadi perbincangan dan berita sejak hampir sebulan ini. Dimulai dari kasus SODOMI yang dilakukan oleh karyawan JIS, berita tentang PEDOFILIA ini terus berlanjut hingga sekarang. Redup sudah berita SODOMI JIS beralih dengan SODOMI EMON dari sukabumi. Bisa jadi ini hanyalah sedikit dari kasus-kasus sodomi yang terungkap ke permukaan. Sodomi yang lain yang dilakukan atas dasar suka-sama suka atau bayaran tentu tidak akan jadi masalah bagi pelakunya.
Buku-buku kedokteran masa lalu menggolongkan HOMOSEXUAL DAN PEDOFILIA sebagai suatu penyakit. Seperti penyakit malaria, diare atau sejenisnya. Kemudian sejarah perkembangan mencatat bahwa kedua penyakit tersebut berubah menjadi hanya sebagai kelainan/penyimpangan seksual (sex diviation) semata. Bukan lagi sebagai suatu penyakit. Terakhir ketika LGBT semakin terbuka ( dan disosialisasikan media) sudah timbul ide bahwa homosexual itu bukan kelainan sexual, itu adalah sesuatu yang normal. Para LGBT itu bilang bahwa mereka juga manusia biasa yang butuh menyalurkan hasrat sexual, salah cara mereka adalah dengan melakukan sodomi. Begitu pernah saya dengar dari salah seorang LGBT yang menjadi narasumber di sebuah acara.
Pedofilia berbeda dengan Homosexual dan bisexual. Pedofilia adalah suatu kelainan dimana seseorang gemar/tertarik/terangsang bila melakukan hubungan sexual dengan anak-anak. Homosexual hanya tertarik dengan sesame lelaki. Bisexual lebih cenderung homosexual tetapi masih mau melakukan hubungan dengan lawan jenis. Mengapa pelaku homosexual mengincar anak-anak. Apakah mereka ini pedofilia tulen. Spertinya modus mengincar anak-anak dilakukan karena lebih mudah membjuk, merayu dan bila perlu mengancam mereka, itu saja.
Mengenali seseorang termasuk kategori LGBT sebenarnya cukup mudah. Masih ingat EMON dalam film catatan si boy yang di perankan didi petet. Anda lihat saja perilaku si EMON manusia berjenis kelamin lelaki tetapi perilakunya mirip wanita. Para EMON berbeda dengan para WARIA. Waria secara jelas menunjukan identitasnya. Tampilan dan kostum mereka jelas sangat wanita sekali, sedangkan para EMON tampilan fisiknya masih seperti lelaki tetapi perilakunya meyerupai wanita. Coba anda lihat di TV baik sinetron maupun ilm layar lebar sejak sepuluh tahun lalu sampai sekarang . Anda akan melihat banyak para EMON tampil disitu. Hampir di setiap film layar lebar,sinetron, dan acara lainya mereka ada, TANYA KENAPA??? …..Tidak berlebihan jika ada yang menulis di TM 200 jika sebenarnya sedang terjadi EMONISASI di Indonesia. Apakah benar begitu???? Yang perlu kita tahu adalah bagaimana para EMON dan waria melampiaskan hasrat sexualya, seperti jingle iklan yang popular…mereka bilang “SODOMIE….SELERAKU”
Jangka panjangnya, sungguh tragis para korban sodomi mungkin saja di masa depan akan menjadi para pelaku sodomi juga. Sperti legenda Dracula sesiapa yang sudah merasakan digigit Dracula akan menjadi Dracula. Kini atau nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H