Menjadi perempuan tidak harus sempurna.Cukup menjadi perempuan yang baik dan bahagia serta sehat.Porsi atau takaran setiap perempuan pun tidak harus sama yang terdekte harus cantik,pintar,kaya , berpendidikan tinggi.Memang siapa yang tidak ingin dapat label perempuan Sempurna.Tapi,ketika kita dengan sekeras mungkin menjadi pribadi yang Sempurna di luar kemampuan kita tanpa kita sadari kita akan menjadi pribadi yang kurang bersyukur dan lama lama timbul perasaan iri pada perempuan lain dan ini akan merusak mental kita.
Setelah menikah banyak perempuan yang bisa berkembang ataupun sebaliknya karena mental perempuan seketika itu di uji dengan berbagai hal sejak saat memilih suami,menjadi istri ,menjadi menantu dan menjadi ibu.Ketika perempuan sudah menjadi ibu yang perlu kita tekankan pada diri kita adalah menjadi sosok ibu yang baik,bahagia dan sehat.Mem ang terkadang penyakit bisa tiba tiba dengan mudah menghampiri .Namun kita bisa sedia payung sebelum hujan artinya kita berjaga jaga agar tubuh kita tetap .sehat dengan menjalankan pola hidup sehat serta olahraga teratur.
Menjadi ibu yang bahagia artinya kita telah iklas menerima keadaan apapun diri kita,dengan fisik serta kemampuan secara personal dan istilahnya kita ridho atas setiap takdir kita.Apapun keadaan diri kita ya kita terima sehingga timbul rasa syukur ,rasa bahagia di hati kita.
Apakah perempuan harus menjadi ibu yang bahagia dengan keadaan anaknya yang serba kekurangan dalam segi materi,keterbelakangan berfikir dan sebagainya?jawabanya iya harus memang sulit apabila kita fikir namun kita tetap berusaha yang terbaik untuk anak kita.,mendidik, merawat dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.Kita lakukan semaksimal mungkin untuk anak, keluarga dan pasangan kita dan jika memang takdir hidup berkata lain ya kita iklaskan saja dan mencoba berdamai dengan semua itu.Kita boleh berusaha tapi takdir Tuhanlah yang bergerak
Ingat hidup itu kita sendiri sebagai perempuan yang menentukan.Menentukan dengan siapa kita menikah,dan berapa jumlah anak serta untuk apa tujuan menikah,nah perempuan harus punya kendali atas dirinya sendiri agar bisa survive dalam hidup.
Sebagai seorang wanita kita terlahir dari ibu yang berbeda latarbelakangnya.dari segi pendidikan,ekonomi dan juga masalah masalah sosial serta lingkungan kita tinggal maka sudah sepatutnya kita tidak menghakimi wanita lain yang juga seorang ibu dengan permasalahan yang mereka hadapi tanpa mengetahui serta menjalani diposisi mereka.
Apakah dengan berbagai masalah atau prahara rumahtangga serta lain lain kita dianggap gagal menjadi ibu?
Tidak,tidak ada ibu yang gagal di dunia ini.apakah seorang wanita yang melahirkan anak idiot atau anak nakal dan anak yang gak sukses karirnya dianggap gagal mendidik?kita sadari manusia hidup di muka bumi ini tidak ada yang sempurna,pasti ada satu cela atau bahkan lebih yang menjadi kekurangannya.Dengan kesadaran yang penuh kita lakukan yang terbaik serta langitkan doa doamu.
Wanita rentan stres setelah menikah dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi menyangkut anak dan perekonomian.Komunikasi dua arah yang baik antara suami dan istri dalam membangun bahtera rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H