Lihat ke Halaman Asli

Nuri Andrita@anakkreatif

DATA ANALYST di startup Edtech Company

Tidak Ada Ibu yang Gagal, Semua Ada Porsinya Masing-Masing

Diperbarui: 24 September 2024   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Menjadi perempuan tidak harus sempurna.Cukup menjadi perempuan yang baik dan bahagia serta sehat.Porsi atau takaran setiap perempuan pun tidak harus sama yang terdekte harus cantik,pintar,kaya , berpendidikan tinggi.Memang siapa yang tidak ingin  dapat label perempuan Sempurna.Tapi,ketika kita dengan sekeras mungkin menjadi pribadi yang Sempurna  di luar kemampuan kita  tanpa kita sadari kita akan menjadi pribadi yang kurang bersyukur dan lama lama timbul perasaan iri pada perempuan lain dan ini akan merusak mental kita.

Setelah menikah banyak perempuan yang bisa berkembang ataupun sebaliknya karena mental perempuan seketika itu di uji dengan berbagai hal sejak saat memilih suami,menjadi istri ,menjadi menantu dan menjadi ibu.Ketika perempuan sudah menjadi ibu yang perlu kita tekankan pada diri kita adalah menjadi sosok ibu yang baik,bahagia dan sehat.Mem ang terkadang penyakit bisa tiba tiba dengan mudah menghampiri .Namun kita bisa sedia payung sebelum hujan artinya kita berjaga jaga agar tubuh kita tetap .sehat dengan menjalankan pola hidup sehat serta olahraga teratur.

Menjadi ibu yang bahagia artinya kita telah iklas menerima keadaan apapun diri kita,dengan fisik serta kemampuan secara personal  dan istilahnya kita ridho atas setiap takdir kita.Apapun keadaan diri kita ya kita terima sehingga timbul rasa syukur ,rasa bahagia  di hati kita.

Apakah  perempuan harus menjadi ibu yang bahagia dengan keadaan anaknya yang serba kekurangan dalam segi materi,keterbelakangan berfikir dan sebagainya?jawabanya iya harus memang sulit apabila kita fikir namun kita tetap berusaha yang terbaik untuk anak kita.,mendidik, merawat dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.Kita lakukan semaksimal mungkin untuk anak, keluarga  dan pasangan kita dan jika memang takdir hidup berkata lain ya kita iklaskan saja dan mencoba berdamai dengan semua itu.Kita boleh berusaha tapi takdir Tuhanlah yang bergerak

Ingat hidup itu kita sendiri sebagai perempuan yang menentukan.Menentukan dengan siapa kita menikah,dan berapa jumlah anak serta untuk apa tujuan menikah,nah perempuan harus punya kendali atas dirinya sendiri agar bisa survive dalam hidup.

Sebagai seorang wanita kita terlahir dari ibu yang berbeda latarbelakangnya.dari segi pendidikan,ekonomi  dan juga masalah masalah sosial serta lingkungan kita tinggal maka sudah sepatutnya kita tidak menghakimi wanita lain yang juga seorang ibu dengan permasalahan yang mereka hadapi tanpa mengetahui serta menjalani diposisi mereka.

Apakah dengan berbagai masalah atau  prahara rumahtangga serta lain lain kita dianggap gagal menjadi ibu?

Tidak,tidak ada ibu yang gagal di dunia ini.apakah seorang wanita yang melahirkan anak idiot atau anak nakal dan anak yang gak sukses karirnya dianggap gagal mendidik?kita sadari manusia hidup di muka bumi ini tidak ada yang sempurna,pasti ada satu cela atau bahkan lebih yang menjadi kekurangannya.Dengan kesadaran yang penuh kita lakukan yang terbaik serta langitkan doa doamu.

Wanita rentan stres setelah menikah dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi menyangkut anak dan perekonomian.Komunikasi dua arah yang baik antara suami dan istri dalam membangun bahtera rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline