Literasi merupakan poin yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran karena sangat mendukung keberhasilan seseorang dalam menangani berbagai persoalan. Namun, hasil tes PISA pada tahun 2018 memperlihatkan aspek literasi sains Indonesia masih jauh di bawah rata-rata. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas, salah satunya melalui peningkatan literasi sains.
Literasi sains harus diimbangi dengan adanya penanaman nilai-nilai moral keagamaan supaya terjadi keseimbangan perkembangan intelektual dan kepribadian luhur sebagai makhluk Tuhan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka integrasi sains dan Al-Qur'an merupakan upaya yang tepat dilakukan dalam pembelajaran IPA, khususnya di sekolah berbasis Islam. Oleh karena itu, mahasiswa UM bekerjasama dengan MTsN 3 Malang dalam pelatihan pembuatan artikel literasi sains Qur'ani terhadap guru IPA.
Kegiatan ini dipelopori oleh tim Al-kindi yang terdiri dari Maya Oki Septiani sebagai ketua tim, Mohammad Hilfi Azra Dzikrulloh (anggota 1), Fayi' Hanif Muhyiddin (anggota 2), dan Andre Septa Derian (anggota 3). Tim Al-Kindi dibimbing oleh Dr. Munzil, M.Si. Beliau merupakan salah satu dosen FMIPA UM yang juga sebagai korprodi IPA.
Selain itu, tim Al-Kindi juga melibatkan mahasiswa S2 pendidikan Kimia UM, yaitu Deni Ainur Rokhim,S.Pd sebagai mentor. Kegiatan ini merupakan salah satu program yang memperoleh pendanaan dari PNBP UM tahun 2021.
Pada hari senin tanggal 14 Juni 2021, tim Al-Kindi mengadakan pelatihan pembuatan artikel literasi sains Qur'ani terhadap guru IPA MTsN 3 Malang. Kegiatan tersebut dihadiri Dr. Muntholib, S.Pd,.M.Si sebagai pemateri. Adapun materi yang disampaikan meliputi pengembangan pembelajaran literasi ilmiah, konstruksi artikel ilmiah, dan pengembangan pembelajaran PPG 2021.
Dr. Muntholib, S.Pd,.M.Si menyampaikan bahwa konstruk argumentasi terdiri dari tiga hal yaitu klaim, bukti, dan justifikasi. Selain itu, berdasarkan penjelasan dari pemateri, sains dan Al-Qur'an merupakan dua hal yang dapat berdampingan. Misalnya saja, sains membenarkan bahwa manusia diciptakan dari air.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. An-Nur Ayat 45. Frase diciptakan dari air bisa memiliki dua makna. Pertama, sebagai bahan dasarnya. Kedua, air memungkinkan adanya kehidupan. Pernyataan Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan dari air tersebut, dapat dibuktikan secara ilmiah. Pertama, penelitian menunjukkan bahwa komponen utama makhluk hidup adalah air, yaitu 50-60%.
Kedua, reaksi metabolisme yang merupakan ciri aktivitas makhluk hidup, selalu melibatkan air.Ketiga, mikroorganisme purba sangat sederhana yan diduga merupakan asal organisme hidup di sumber air panas dasar lautan pasifik. Keempat, sintesis senyawa organik yan dilakuka oleh Wohler dari senyawa anorganik amonium sianat juga dilakukan dalam larutan yang dipanaskan. Dr. Muntholib, S.Pd,.M.Si menjelaskan bahwa bukti-bukti ilmiah yang sejalan dengan Al-Qur'an seperti ini, sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA bervisi sains-religi.
Foto bersama (Dokpri)
Berkenaan dengan rendahnya skor PISA Indonesia hal tersebut tidak semata-mata karena rendanya kualitas pendidikan. Selama ini, pembelajaran tidak membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal setara PISA. "Bagaimana mungkin siswa dituntut untuk memperoleh skor PISA yang tinggi,sedangkan mereka tidak pernah dipersiapkan untuk menghadapi tes tersebut." Ungkap Dr. Muntholib, S.Pd,.M.Si. Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga disampaikan mengenai cara pembuatn RPP satu halaman berbasis pendekatan pembelajaran inkuiri.