Lihat ke Halaman Asli

Program Kerja Pelatihan Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Pupuk Kompos di Desa Tamansuruh

Diperbarui: 21 Juni 2021   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama penyerahan komposter pupuk kepada kelompok tani Dusun Mondoluko (dokpri)

Banyuwangi -- Sampah telah menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Penanganan sampah yang baik dapat menjadi dambaan setiap tempat penampungan sampah. Sampah yang paling umum dan sering dikenal biasanya terbagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Dengan semakin besarnya volume sampah-sampah tersebut, KKN Pulang Kampung Universitas Negeri Malang di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah melakukan sebuah inovasi berupa pelatihan pemanfaatan sampah organik berupa limbah rumah tangga dan daun-daun kering sebagai pupuk kompos. Selain itu, potensi kelangkaan atau kekurangan pupuk di tahun 2021 diprediksi masih cukup besar sehingga diharapkan adanya pelatihan ini nantinya akan mengantisipasi kelangkaan tersebut.

"Solusi dari permasalahan tersebut yang pertama ialah melakukan pemilahan sampah dari sumbernya seperti dari rumah yang kemudian dilakukan pengelolaannya. Kami rasa dengan adanya pelatihan pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk kompos ini, warga Desa Tamansuruh terkhusus Dusun Mondoluko dapat membuat pupuk kompos secara mandiri," ujar Mohammad Hilfi Azra Dzikrulloh, Penanggung Jawab kegiatan.

Penyampaian materi oleh pemateri (Dokpri)

Seperti pada hari minggu 20 Juni 2021, pelatihan pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk kompos dilakukan bagi kelompok tani (POKTAN) Dusun Mondoluko dan Karang Taruna Desa Tamansuruh. Kegiatan pelatihan ini dilakukan di rumah Bapak Rayis selaku ketua kelompok tani Dusun Mondoluko dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Adapun isi acara pelatihan ini dimulai dari sosialisasi mengenai pengertian, jenis-jenis, dan bahaya adanya sampah, dilanjutkan dengan simulasi perakitan komposter yang digunakan sebagai tempat pengomposan. Acara terakhir berupa pembuatan pupuk kompos yang berasal dari sampah organik limbah rumah tangga dan daun-daun kering dengan bantuan cairan campuran antara EM4, gula, dan air.

"Pelatihan banyak sekali manfaatnya, yang pertama mengurangi jumlah sampah khususnya sampah rumah tangga, yang kedua mengembalikan unsur organik tanah yang sudah banyak tercemar, dan yang terakhir dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat." Tutur Ardy Septiyan Tri Wibowo selaku Koordinasi Desa KKN Pulang Kampung.

Praktik pemilahan sampah dan pembuatan pupuk kompos (dokpri)

Pelatihan ini mendapat sambutan yang sangat baik dari peserta, itu terbukti dari antusias peserta yang terus bertanya kepada pemateri, bahkan setelah acara pelatihan tersebut selesai. Selain itu, warga juga sangat antusias saat melakukan praktik pembuatan pupuk kompos. Untuk kedepannya, sampah organik yang digunakan bisa berasal dari kotoran sapi, hewan, dan ayam. Hal ini diuangkapkan oleh Bapak Surur selaku Kepala Dusun Mondoluko dan Pembina Lapangan KKN, "Selain menggunakan limbah rumah tangga dan daun-daun kering, saya berharap untuk kedepannya tim KKN ini dapat membantu dalam mengelola kotoran-kotoran hewan yang setiap harinya menghasilkan sebanyak 15 Kg kotoran hewan sebagai pupuk."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline