(Untuk Aku dan sebagian mimpi yang terlantar oleh waktu)
Kamu dengar cerita purnama kemarin? Ketika jingga dan senja telah berlabu, lalu camar-camar berterbangan pulang. Kamu tahu, Laut itu sebagai saksi tentang betapa asinnya kehidupan tanpa mimpi. Aku rasa tidak! Jika malam ini mimpi-mimpi terus berbaring pulas di kasurmu. Betapa girangnya ia setelah pagi hendak datang, namun itu tak lamah, sebab semuanya telah kau rapikan di sudut kamarmu!di tempat paling sulit kau temui, di Tong sampah!
Apakah pagimu bahagia? Aku rasa lebih dari makna kata itu. Sebab pagi mu berganti pagi hanya terus menghabiskan sisa keringat orangtuamu. Ahhhh, hidup ini bukan hanya asin rasanya, namun lebih manis dari kadar kebahagian yang ditakar. Sungguh lebih manis, sebab kamu tak lebih dari seorang pengemis!
Kamu tau tentang esok nanti? Jika hari ini kamu hanya tersipu di depan kamera atau berdandan di muka cermin. Aku rasa hidupmu jauh lebih bahagia nantinya. Apakah kamu tahu tentang rahasia waktu? Antara kemarin, hari ini, dan besok itu sia-sia. Setelah Hari ini, doakan cita-citamu, syukuri waktumu, dan tulislah di langit. Kamu tidak tau kemana nanti waktu membawamu, sebab di langit adalah kitab keabadian.
Flores Timur, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H