Lihat ke Halaman Asli

Farid Arifandi

Penulis, Aktifis Anak

Antara Cinta Jakarta dan Benci Ahok

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih inget gaya Bang Benyamin yang ceplas ceplos dalam mengangkat betawi dalam peradaban budaya? Dulu Jaman Benyamin dan sekarang Jaman Ahok, yang keduanya ceplas ceplosnya mana tahan. Yuk sekali kali karaokean bareng Bang Ahok dengan gaya Bang beyamin. Kayak apa ye….



Melihat gaya ceplas ceplos Ahok sebenarnya mengingatkan kita pada gaya orang Betawi pada umumnya dalam bercengkrama. Apalagi kalau kita sudah membayangkan sosok Benyamin, tokoh masyarakat Betawi yang digandrungi remaja pada jamannya. Rasa-rasanya dikuping ini suaranya masih terngiang, apalagi kalau sudah menyanyi sama Mpok Ida (baca Mpok Ide). Wah bisa digoyang Jakarta ini.



Kalau jaman sekarang ceplas ceplosnya Ahok juga bisa dikatakan pada jamannya, seorang Wagub yang digandrungi remaja karena kental banget dengan menguasai dunia socmed, teknologi dan informasi namun cepas ceplosnya, Teutep….. Mungkin kalau Mpok Ide nyanyi sekarang nyanyi, syairnya jadi begini ‘Hei Abang Ahok, kenapa jadi mare, kenape anak aye di ketok ampe begeniii’ itulah salah satu syair lagu Benyamin dan Mpok Ide yang digubah dan masih kental ditelinga kita sampe sekarang.



Isu kepemimpinan Ahok sampai sekarang masih banyak dibicarakan, apakah mungkin Ahok memimpin Jakarta, bahkan sebagian orang tidak percaya seperti membenci dan membawa segala isu yang bisa diharapkan bisa menghentikan langkah sang Koboi ini. Namun kalau boleh dikutip sedikit tentang tulisan salah satu socmed yang membicarakan Calon Gubernur kita ini, mungkin patut disimak:



Kemarin Ahok katanya di demo? Saya kasihan kepada orang-orang yang begitu mudahnya terprovokasi dan tidak tahu apa masalah dan siapa sosok yang akan di demo. Ahok di demo karena dia non muslim? Sudahlah jangan jadikan agama menjadi isu untuk kepentingan kelompok dan golongan, masyarakat Jakarta sudah harus dewasa dan cerdas menilai mana pemimpin yg layak memimpin karena keilmuan, pengalaman, kepemimpinan, keimanan memiliki kepedulian kepada kepentingan semua pihak, dan mana pemimpin yang hanya mendengar laporan dan bisikan dari bawahannya tanpa bekerja di lapangan.


Hari ini saya dapat kejutan setelah saya sms Ahok pada bulan puasa lalu tentang kondisi pasar klender yang kotor akibat tumpukan sampah yang menggunung di tengah jalan depan st klender, tidak beraturan dan macet yang tidak ada sebab karena badan jalan terpakai setengahnya oleh pedagang, dan sms tersebut dibalas "terima kasih atas informasinya kami akan tindaklanjuti". Pagi ini saya lihat berbeda dari hari sebelumnya, klender terlihat lancar dan bersih, saya pun terima wa dari 3 orang yang memang tahu tentang sms saya kepada Ahok, "sudah lewat klender? sudah bersih loh".


Tidak hanya itu pengalaman saya dengan Ahok, dalam kasus anak jalanan dengan gerakan bebas dari jalan, sahur on the road, perda memberi uang di jalan, kasus kejahatan seksual dan kekerasan terhadap anak, solodaritas untuk korban kekerasan, meyakinkan saya bahwa Ahok adalah pemimpin pilihan rakyak saat ini yang dicari dan di tunggu kehadirannya, keberanian Ahok justru banyak pihak yang 'terancam' sehingga terjadi upaya penolakan dirinya.

Organisasi kami juga apresiasi. Setelah audiensi tentang situasi anak-anak di jalanan. Ahok langsung bergerak untuk memasang Tim Penjangkau di setiap sudut kota. Hasilnya mengurangi Anjal beraktifitas dibawah kendali sindikat pengerah eksploitasi ekonomi dengan menggunakan anak.

Juga mendirikan Rumah Kita di Tebet setelah kita ingatkan utk membuka harapan baru bagi mereka yg mengalami gangguan jiwa

Dan dalam beberapa kasus khusus penanganan masalah anak, ambulan gratis, pelayanan rumah sakit yang bermasalah, dia dengan peduli menanganinya. Saya ingat ketika bertemu ketiga kalinya dengan Ahok beliau kembali kasih kartu namanya, saya dengan senyum polos bilang "saya sudah punya 2 kartu nama bapak" beliau pun tertawa. Ahok adalah orang yg memiliki sifat baik terbukti dengan cara memperlakukan setiap orang yang bertemu dengannya dia terbuka memberikan jalan untuk dapat ber-komunikasi dengannya jika ada keluhan dapat sms ketiga nomor hp nya

Terlalu naif dan terlalu dini jika kita menolak orang yang bekerja bagus, memiliki kepedulian yang tinggi, membuka komunikasi langsung dengan masyarakat dan pemberani, padahal selama 2 tahun ini sikap tersebut telah dibuktikannya. Jadi pikirkanlah kembali sebelum melakukan tindakan yang akan merugikan kita semua. Jakarta butuh pemimpin yang benar-benar bekerja, Jakarta membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas serta komitmen untuk membenahi semuanya mulai dari internal strukturnya hingga layanan publiknya. Jakarta adalah kereta yang memiliki gerbong panjang yang mengangkut berbagai macam penumpang, butuh masinis yang care untuk memfasilitasi semuanya agar mencapai tujuan dengan aman, selamat dan bahagia.

Saya tidak begitu mengenal Ahok, namun karena kebutuhan masyarakat dan profesionalitas kami bertemu. Dan Bang Ahok adalah orang yang mau mengurus Jakarta pada hari ini.

Penulis Farid Ari Fandi – Warga Rawa Terate Pulo Gadung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline