Lihat ke Halaman Asli

Ucapan Tahun Baru dari Jalur Gaza (Sebuah Puisi; Suara Hati Palestina)

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tahun ini aku gak mampu se-euforia tahun lalu, sob. Seiring waktu berjalan, aku kenal beberapa pemuda Palestina di Sudan ini. Mereka kabur ke Sudan karena diusir dari Negaranya sendiri oleh penjajah Israel. Dan sampai detik ini, kondisi di tanah air mereka masih sangat memprihatinkan, terutama Kota Al-Quds dan Jalur Gaza. Iya, Sob. Malam tahun baru ini, aku menemani mereka berdo’a agar Israel segera meninggalkan Palestina. Dan berdo’a agar masyarakat se-dunia mau peduli atas penderitaan mereka. Kalau sobat-sobat sadah ada di posisi aku, pasti sobat juga akan merasakan hal yang sama. Ini ada sebuah puisi untuk kita semua, terutama kaum muslimin. Puisi ini mewakili sedikit dari jeritan hati-hati mereka, masyarakat Palestina.. Kartu Ucapan dari Jalur Gaza Oleh: Fahrie Sadah Saudaraku se-Islam.. Dari Gaza aku menunjuk diam Dalam blokade Yahudi Israel aku membisik Hentak serdadu lebih lantang dari nyalak anjing malam buta Sengau heli bersungut tajam, lebih merdu dari kicau nuri pagi tanpa seri Tank-tank hijau tua merah darah, lebih gelak dari tawa kawanan hyena Marah, kejam, buas menerkam.. Saudaraku se-iman.. Dari Gaza aku merutuk bisu Kenapa berperang dalam perang? Wahai Wahabi, Sunni, Syi’ah, Salafi, Modern, NU, Muhammadiah ! Perang sesungguhnya di sini, Al-Quds-mu yang meriang Dingin tanpa selimut, hujan tanpa payung, panas tanpa pelepah kurma Badai..tanpa dekapan bunda Saudaraku se-akidah.. Dari Gaza aku menjerit senyap Al-Qur’an sahaja buku hidupku Helaku tinggal beberapa hafalan ayat

Jalur Gaza mengajariku tentang prioritas Kenapa menabur racun di sumur sendiri? Perkara temeh remeh saja mencerai-berai-mu! Jenggot sejumput di tungkai kepala menuai debatmu? Dan aku, saudaramu? Mungkin esok tidak berkepala lagi.. Mengapa celana lewat mata-kaki menyita kaji? Lihat aku, yang sekejab granat kehilangan kaki! Mengapa rayaan tahun baru ramai fatwa? Sementara di sini, Aku lebih hafal tanggal matiku dari lahirku.. Saudaraku se-hati, Dari Gaza aku menangis bahagia Selamat tahun baru untukmu.. Boleh aku pinta sesuatu? Ajaklah Israfil meniup terompet bersamamu, Agar aku ikut mendengar sangkakalanya Dari sini.. Masjid Al-Aqsa kita yang mati suri Masjid Al-Aqsa Sudan, Malam Tahun Baru 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline