Lihat ke Halaman Asli

Kekerasan Terhadap Anak

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Ana karsiani

Kalau kita mendengar kata “anak” otomatis kita akan langsung berfikir sesuatu yang lucu dan yang harus kita jaga, anak adalah sesuatu yang Allah anugerahkan kepada orangtua. Banyak pasangan di dunia yang mendambakan seorang anak dan banyak pula mereka yang sudah tidak bisa mempunyai anak dikarenakan mungkin dari faktor kesehatan, turunan, atau karena kemandulan. Bagi pasangan atau orangtua seharusnya mereka sangat bersyukur karena telah diamanatkan oleh Allah harta yang tidak ternilai harganya yaitu seorang anak. Seorang ibu terhadap anak pasti mempunyai ikatan batin yang kuat dibandingkan seorang ayah, begitu pula dengan kasih sayang seorang ibu pasti sangatlah besar dan tulus terhadap anaknya. Karena memang dari mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat sehingga tumbuh besar dan sehat seorang ibulah yang sangat berperan penting.

Tetapi kenyataannya seorang ibu yang seharusnya selalu menjaga anaknya kini malah sebaliknya, seorang ibu yang sangat kejam dan tidak mempunyai hati nurani. Di indonesia akhir-akhir ini sudah banyak kasus kekerasan terhadap anak-anak, kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Bisa saja karena faktor ekonomi, dendam, tidak mengharapkan kehadiran dari anak tersebut, atau karena mungkin dari ibunya sendiri sudah tidak ada lagi rasa kasih sayang untuk anaknya sehingga tidak segan-segan menganiaya, menyiksa, membuang dan membunuh.

Dari banyak kasus tersebut kita dapat mengambil hikmahnya untuk lebih sayang kepada anak-anak, terutama orangtua harus bisa menjaga kalau pun anak tersebut nakal orangtua harus lebih sabar dan membimbing supaya anak tidak nakal lagi bukan dengan cara kekerasan, karena memang yang anak harapkan adalah kasih sayang bukan sebuah penyiksaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline