Lihat ke Halaman Asli

Biarkan Aku di Sini

Diperbarui: 6 November 2017   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tahu, waktuku tidak banyak namun banyak hal yang ingin aku lakukan. Diantaranya ketemu kembali sama kamu.. ya kamu, dirimu. Aku ingin kita kembali bersama mengukir indah warna-warna di kehidupan kita. Aku dan kamu. Aku masih ingat saat tiba-tiba kau muncul di depan pintu rumahku, beberapa tahun yang lalu.

Senyummu masih sama.. masih indah, hanya saja seperti katamu kini gigimu tidak utuh lagi. Yaah aku lihat gigi depanmu jarang-jarang. Ada yang tidak ada di situ. Kamu ompong depan.. teriakku saat kusadari gigi putihmu ternyata tidak utuh lagi. Kamu tertawa renyah dan menyentil hidungku yang jauh dari mancung..

"Kamu ada-ada saja.. mana suami dan anak-anakmu.. kamu kenapa sendiri ?" katamu dan segera mengikuti isyaratku yang mempersilakan kamu masuk.

Aku diam. Yah memang kamu kenal mereka. Kalian pernah bertemu dan kalian pernah saling bicara akrab. Suamiku orangnya ramah dan mudah menarik hati orang. Saat kamu dan suamiku bertemu kalian ngobrol seperti teman sudah lama kenal padahal itu baru beberapa jam yang berlalu.

"Kenapa diam.. di mana mereka.."tanyamu setelah rapi.. duduk di kursi tamu. Aku diam mencari kata-kata yang tepat. Andai dia tahu apa yang telah terjadi tiga tahun belakangan ini dia tentu tidak akan percaya. 

"Heiii diam mulu.. ada apa ? ini rumah juga kenapa sepi sekali begini.. misalnya nih.. ruang tamumu ini.. biasanya ada TV untuk teman tamu jika tuan rumahnya lagi ke belakang.. terus itu tempat ikanmu juga sudah tidak ada.. dan kupikir suasana ruang-ruang yang lain juga.."analisamu tanpa kuminta. Ah kamu tentu merasa heran kan. Karena sebelum dirimu pergi jauh-jauh dari kota kita ini. Suasana rumah ini memang penuh keceriaan, tidak seperti ini.. lenggang dan ya sepi seperti katamu.

"Baiklah.. aku panggil sendiri saja suamimu... ini sudah jam 4, tentu dia sudah pulang dari ngajar. dia ngajar pagi setahuku.."katamu lagi sambil melihat ke jam tangannya.

"Amran...hallo pak Amran.. kamu di mana ?"kamu beranjak berdiri dan melonggo ke ruang dalam yang dulunya adalah ruang keluarga.

tapi suaramu tertelan oleh sepi. Maafkan aku.. 

"Pada pergi ya.. suami dan anak-anakmu..."katamu setelah puas berteriak-teriak tanpa hasil.

Aku hanya mengangguk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline