Setiap agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Agama adalah ajaran luhur yang akan membawa manusia selamat di dunia dan akhirat. Tuntunan agama ini wajib diamalkan di dunia agar perilaku kita sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku. Dengan demikian, kebaikan dunia bisa terwujud.
Namun, dalam perjalanannya kadang ada juga penceramah agama yang kontroversial. Mereka menggunakan dalih agama bukan untuk kebajikan di dunia, melainkan untuk perbuayan yang bisa merugikan orang lain. Misalnya, cuplikan video yang sedang viral di dunia maya saat ini. Video yang berjudul "Pemimpin Muslim Koruptor Tetap Masuk Surga" itu diunggah di channel Youtube oleh akun bernama 'People Minds'.
Isi dalam video tersebut sangat kontradiktif dengan ajaran agama. Karena menyebutkan bahwa asalkan seorang pemimpin itu muslim, maka akan masuk surga. Kita tak hendak mengomentari substansi ajaran agama dalam ceramah itu. Karena apa yang disampaikan oleh penceramah itu adalah keyakinannya. Itu pun juga tafsir agama menurutnya.
Namun yang pasti secara sosial, ceramah agama seperti itu pasti memiliki dampak tertentu di masyarakat. Efek negatif dari adanya ceramah seperti itu bisa digunakan untuk menjadi dalih seorang koruptor untuk tetap berbuat korupsi. Di sisi lain itu juga akan menghalangi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Padahal tindakan korupsi sendiri pasti tidak sesuai dengan keyakinan agama apapun. Itu pasti diharamkan oleh semua agama karena merugikan masyarakat secara luas. Maka sangat aneh bila orang korup masih dianggap akan masuk surga.
Apa yang disampaikannya oleh penceramah tersebut bukan berarti mencerminkan keseluruhan agama yang dianutnya. Islam jelas sangat anti dan memusuhi perilaku korupsi. Maka tak mungkin agama mayoritas di Indonesia itu membolehkan perilaku korup. Apa yang disampaikannya adalah pandangan dan tafsirnya sendiri atas agama. Itu sangat subyektif dari dirinya.
Untuk itu, kita boleh setuju atau tidak. Karena kebenarannya ceramahnya tidak mutlak. Itu hanyalah pendapat saja. Mari kita beragama dengan akal. Rasio atau akal adalah syarat utama manusia beragama, begitu kata para Nabi.
Kita perlu kritisi ajakan beragama dengan tanpa akal sehat seperti di atas. Jangan sampai sikap beragama kita menuntun untuk berbuat keburukan. Itu bukan agamanya yang buruk, namun kita yang sedang salah jalan.
Semoga kita terhindar dari jalan yang sesat seperti di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H