Meteseh, Semarang (1/8/2021). Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) melaksanakan rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II periode 30 Juni -- 12 Agustus 2021 dengan mengusung tema "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata". Sebanyak 47 mahasiswa ditempatkan KKN di Kelurahaan Meteseh , Kecamatan Tembalang , Kota Semarang.
Anafika Dinda Maharani, mahasiswa jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro didampingi dosen pembimbing Priyo Sidik Sasongko S.Si., M.Kom melaksanakan kegiatan KKN di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah khususnya di RW 2.
Salah satu program yang diangkat oleh Anafika dalam program kedua KKN adalah "Sosialisasi Pembuatan Sabun Cuci Piring sebagai Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Kecil RW 2". Program ini bertujuan untuk agar masyarakat RW 02 mempunyai usaha kecil dan dapat menumbukan ketertarikan masyarakat sehingga setelah KKN ini dapat diaplikasikan dan dibuat untuk diperjualbelikan, sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat setempat dimasa pandemic covid-19 ini.
Wabah virus Covid-19 telah melanda di Indonesia setahun lebih. Wabah ini sangat berpengaruh kepada perubahan kehidupan bermasyarakat, dimana masyarakat diharuskan menjaga kebersihan dan menjaga jarak. Bahkan tidak diperbolehkan juga untuk bepergian keluar rumah. Hal ini mengakibatkan perekonomian Indonesia smakin menurun dikarenakan masyarakat hanya diperbolehkan keluar untuk yang penting saja. Roda ekonomi masyarakat turun drastic sehingga membutukan tambahan pemasukan.
Hal yang paling banyak dilakukan adalah membuat usaha kecil-kecilan sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang paling besar mendorong perekonomian Indonesia berdasarkan PDB. Namun dimasa pandemic ini, sulit untuk UMKM dalam mendapatkan pendapatan yang besar , beberapa survey menunjukkan penurunan pendapatan selama masa pandemic lebih dari 80% .
Seperti halnya masyarakat Meteseh , Tembalang , Semarang menurut Ibu Henny selaku Ibu RW 2 menyatakan bahwa dimasa pandemic ini , banyak sekali orang menganggur , kehilangan pekerjaan , dan hanya dirumah saja . Apalagi di RW ini tidak ada satupun usaha UMKM yang ada ataupun berjalan , jadi untuk menggerakkan roda perekonomian susah juga .
Dari pernyataan beliau dengan tidak adanya UMKM dan dimasa pandemic juga banyak pendapatan masyarakat yang menurun drastic , Anafika Dinda Maharani selaku mahasiswa KKN Undip yang melakukan kegiatan KKN di RW 2 ini berinovasi untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan sosialisasi pembuatan sabun cuci piring kepada ibu masyarakat RW 2 yang bertujuan sebagai dorongan langkah awal adanya usaha UMKM di RW 2 Meteseh.
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci baik pakaian , perabotan , badan dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida) dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16 melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan pada suhu 800-1000C.
Dalam proses ini asam (micelles), yakni segerombolan (50-150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air (Fessenden dan Fessenden, 1992). Dalam menghilangkan kotoran dan minyak, bagian yang bersifat hidrofobik pada sabun akan larut dalam minyak dan mengepung kotoran minyak, sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang dibersihkan dan terdispersi dalam air sehingga dapat dicuci (Djatmiko dan Widjaja, 1984).
Inovasi dengan adanya pembuatan cuci piring bermula dimana sabun adalah salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan standar kebersihan yang baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kebutuhan pokok, tetapi sabun tidak termasuk dalam kelompok primer. Pemenuhan akan sabun seringkali dianggap sebagai kebutuhan sekunder, karena kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi setiap hari. Konsumsi sabun yang terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pada pelaksanaan program kerja pada hari minggu (1 Agustus 2021) yaitu sosialisasi pembuatan sabun cuci piring ini dilakukan dengan cara door to door ke rumah warga dan membuat pembuatan sabun cuci piringnya dilakukan secara online dengan mengunggah video di youtube. Dengan adanya KKN secara daring ini , setelah diskusi dengan ketua RW 2, beliau tetap menganjurkan untuk dilakukan secara offline dan online mengingat potensi warga sekitar yang masih banyak belum menguasai gadget dan teknologi .