Dengan ditetapkannya pasangan Mas Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa yang maju dalam Pilwakot Solo 2020 menarik bagi semua pihak untuk memberikan tanggapan. Tentu ada semacam kekecewaan dari dari Achmad Purnomo yang telah lama berjuang sebagai kader partai, apalagi ketika maju bursa Pilwakot sempat mengundurkan diri namun dicegah oleh oleh ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.
Terpilihnya mas Gibran yang mendapatkan rekomendasi disamping sebagai putra presiden namun mas Gibran cukup dikenal baik oleh warga Solo. Hanya keputusan mas Gibran terjun ke politik pun baru baru saja saat akan mendaftar bursa Pilwakot Kota Solo.
Begitulah politik, partai pengusung pun akan menimbang nimbang dan melalui tim litbangnya untuk memberikan masukan kepada Ketumnya. Namun masyarakat Solo masih ingat dalam gelaran Pilwakot 2015 lalu Mas Gibran tidak datang ke bilik suara alisa tidak memberikan hak suaranya pada Pemilukada Solo 2015 lalu. Hal ini juga sudah ada media yang memuat perihal berita ini.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah memilih tidak mau, tapi maunya dipilih. Inilah pertanyaan yang sekarang banyak beredar. Harusnya mas Gibran dapat menjawab pertanyaan ini dalam kampanyenya mendatang.
Karena ini bisa menjadi salah satu bahan isue strategis bagi kompetitornya, termasuk gestur Mas Gibran saat bertemu Mas AHY baru baru ini juga jadi sorotan.
Semua akan kembali kepada warga Solo yang akan menggunakan hak pilihnya dalam kontestasi pemilihan walikota Solo Desember mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H