Jika minggu lalu saya mengulas Tokoh serta pemikiran Sosiologi Klasik, maka kali ini saya akan membahas Teori Sosiologi Modern beserta para tokohnya.
Talcott Parsons adalah ahli sosiolog modern yang lahir di Colorado Spring pada tahun 1902. Memiliki latar belakang keluarga yang religius dan intelektualis. Pada umurnya yang ke-22 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar sarjana muda di Universitas Amherst. Karirnya terus berkembang, hingga ia menjadi salah satu pengajar di Universitas Heidelberg dan Harvard.
Di tahun 1937, Parsons menerbitkan bukunya yang berjudul The Structure of Social Action. Karyanya ini membuat ia menjadi tokoh utama Sosiologi Amerika. Parsons sempat mendapatkan penolakan akan teorinya. Namun, di tahun 1980, atau tepat setelah ia meninggal, teorinya kenbali menjadi yang utama.
Teori fungsionalisme struktural didasari oleh pemikiran biologis, yaitu melihat entitas masyarakat sebagai satuan fungsi tubuh manusia yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling menjalankan fungsinya atau diasumsikan sebagai individu.
Dalam fungsionalisme struktural, masyarakat disatukan oleh nilai-nilai dan norma yang telah disepakati bersama oleh anggotanya. Sehingga, tercipta keseimbangan yang dikarenakan oleh kemampuan anggota masyarakat menangani perbedaan.
Selain itu, Parsons mengungkapkan bahwa sebuah sistem sosial itu dibentuk oleh aktor sosial, interaksi, lingkungan, budaya, dan tingkat kepuasan. Faktor pembentuk ini saling terkait.
Di dalam masyarakat, tentu terdapat nilai atau dasar yang dianggap baik oleh masyarakatnya. Oleh karena itu, agar nilai tersebut tetap lestari diperlukan proses sosialisasi dan internalisasi atau penerapan nilai-nilai ke dalam kehidupan masyarakat.
Masyarakat bersifat dinamis. Untuk mempertahankan stabilitas masyarakat, Parsons mengungkapkan gagasannya yang disebut dengan Cybernetuc Model of System Regulations. Ia mengklaim bahwa teori ini dapat menjawab setiap sistem masyarakat di dunia. Parsons menyebutkan 4 subsistem dalam skstem masyarakat, yaitu;
1. Adaptation atau penyesuaian sistem terhadap lingkungannya.
2. Goal attainment atau pencapaian tujuan yang harus diraih oleh sistem.
3. Integration atau keterhubungan dengan subsistem lainnya.