Suatu Negara yang dapat menciptakan tatanan agama, social, politik, dan ekonomi yang mapan tidak juga menjadi jaminan terciptanya kedamaian jika mutu dan sikap rakyatnya tidak baik.
Rakyat haruslah memiliki landasan karakter : 'Berlomba Dalam Perbuatan Baik'. Kenapa demikian? Karena walaupun ambisi seseorang untuk mencapai kesuksesan dan ketenaran adalah hal yang wajar namun perlu juga diberikan batasan, yang membatasi tentu pertama adalah dirinya sendiri jika tidak akan menjadi sesuatu yang buruk.
Contoh yang viral saat ini adalah hastag 'murah banget' tujuannya mungkin selain pamer tentang apa yang berhasil dia raih juga ingin memotivasi , namun hal ini bisa menimbulkan kecemburuan alih-alih memotivasi malah menghasilkan gambaran yang buruk.
Jika ingin memotivasi salah satu contoh baik dalam unggahan pengacara Hotman Paris, sambil menunjukan jam seharga miliyaran dia memberi pendidikan 'Jika Ingin Sukses, Bangunlah Lebih Pagi.
Peranan pemimpin umat Islam untuk Berlomba dalam Perbuatan Baik haruslah mendapat perhatian serius dalam kondisi pandemic corona ini. Dalam kondisi seperti ini sejak awal tahun 2020 Khalifah Ahmadiyah telah berkomitmen untuk mengerahkan seluruh perangkat organisasinya dan organisasi sayapnya untuk berkolaborasi dengan siapapun dalam menangani wabah pandemic ini.
Pembagian APD kepada tenaga medis, masker, handsanitizer, wadah cuci tangan, bantuan pangan bagi penderita covid-19 dan berbagai webinar untuk berbagi informasi serta langkah dalam menghadapi covid dilakukan keseluruh Indonesia. Bahkan, khalifah Ahmadiyah pun menyerukan untuk shalat iedul fitri di rumah.
Ayat Al-Quran berikut ini mengemukakan esensi ajaran Islam berkenanan Berlomba dalam Perbuatan Baik, '.. Maka berlomba-lombalah dalam melaksanakan segala pekerjaan yang baik dimana pun kamu berada, Allah akan mengumpulkan kamu semua. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.' (Qs. Al-Baqarah:148)
Seharusnya semua rakyat berlomba berbuat baik, terlebih mereka yang telah mendapatkan kesuksesan. Teringat sebuah bacaan 'Islam dan Kontemporer', karya Khalifah Ahmadiyah bahwa 'Kebaikan harus berdiri di atas segalanya dan menjadi tujuan akhir serta menjadi obyek semua persaingan.'
Semua bentuk niatan kotor seharusnya tidak diberikan tempat. Terkadang rakyat menengah kebawah sudah muak dengan gaya pamer-pamer barang mewah, karena yang benar-benar mereka butuhkan adalah contoh perbuatan baik hal ini akan menentramkan mereka dan memberikan rasa damai.
Berlomba dalam Perbuatan Baik menghasilkan kedamaian pikiran dan batin bagik bagi dirinya dan diri orang lain. Bukan dengan memamerkan hasil pencapaian semata. Bisa saja orang berpikiran bahwa sepertinya orang yang suka pamer kemewahan adalah orang yang berhasil dan bahagia tapi sebenarnya apa yang dicapainya lebih banyak merupakan kemenangan hampa.
Jika yang dikedepankan bukan Berlomba dalam Perbuatan Baik bisa saja dia tidak akan bisa berdamai dengan orang lain dan dirinya sendiri.