Lihat ke Halaman Asli

Anom Manembah

Santri Kampus Mubarak hingga pengajar di kalimantan barat

Khalifah Bicara Soal Kedamaian Politis

Diperbarui: 30 Januari 2021   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

islam-damai.com

Khalifah siapakah yang saya maksud? yaitu khalifah Ahmadiyah, bukan khalifah yang ingin mendirikan negara syariah dengan merebut teritorial dimana konsep khalifah politik saat ini bersebrangan dengan negara modern imbasnya konsep khilafah ditolak dimana-mana. Namun khalifah Ahmadiyah hanya   membangun khalifah ruhani.  Khalifah ruhani? Iya khalifah ini berbasis persaudaraan agama dengan begini lingkup kekuasaan khalifah tidak terbatas oleh negara. Kini, dipimpin oleh Mirza Masroor Ahmad.

Kedamain politis adalah hal yang penting ditelaah. Seperti pertanyaan, system politik mana yang baik bagi manusia, dan telaah terhadap kegagalan dari system politik yang ada terkadang sampai memicu kemarahan rakyat. Sistemnya yang salah atau yang mengendalikannya?

Sebagai bahasan awal Apakah dalam berpolitik kita harus menganut system demokratis; dan bagaimana pendapat Islam? Islam tidak pernah menentukan suatu system politik, bukan hak agama juga menentukan suatu system politik tertentu yang bersifat universal sebab sulit sekali menetapkan satu system tunggal yang bisa berlaku bagi semua daerah di dunia.

Lalu, bagaimana nasib dengan dunia maju yang telah memakai system demokrasi? Kenyataannya,  belum bisa diterapkan dengan baik, karena tetap saja masalah korupsi, adanya mafia dan kelompok yang selalu menekan demi kepentingan golongan selalu ada.

Logikanya, system yang paling dianggap terbaikpun tidak bisa juga berjalan aman di Negara yang sudah maju. Lalu bagaimana mungkin system ini begitu saja akan dikatakan cocok bagi Negara dunia ketiga?

Ajaran Islam tidak pernah menolak suatu system politik apapun di dunia ini. Contoh sistem monarki atau kerajaan diberikan Allah untuk manusia, Allah telah mengangkat Thalut sebagai raja yang berdaulat (Qs. Al-Baqarah: 247). Raja bisa bertabiat baik atau buruk, sama saja sebenarnya seperti presiden yang dipilih secara demokratis.

Seperti kata Abraham Lincoln di Gettysburg yang menyatakan 'pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat' sayangnya bagian ketiga 'untuk rakyat' seringkali hanya untuk mayoritas rakyat dan tidak berlaku bagi sisa minoritas.

Bagi dunia politik apa yang baik untuk rakyat hari ini mungkin dianggap buruk keesokan harinya, dan bisa menjadi baik lagi lusanya. Dengan banyaknya sekandal demokrasi membuat semangat dan isinya sudah tercemar sehingga tersisa sedikit saja yang murni dari demokrasi itu sendiri.

Khalifah Ahmadiyah dalam buku 'Islam dan Isyu Kontemporer' mengemukakan pandangannya mengenai Kedamaian Politis bahwa umat manusia bebas memilih system pemerintahan yang paling cocok untuk mereka dan diterima oleh rakyat.

Memang yang direkomendasikan oleh Al-Quran adalah demokrasi, namun muslim dapat memilih system demokrasi yang bisa berbeda dengan demokrasi Barat. Sebab dalam Al-Quran, agama hanya mengatur prinsip-prinsip yang penting saja dan sisanya diserahkan kepada rakyat sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Secara simple dan mudah difahami, khalifah Ahmadiyah membagi dua acuan dalam berdemokrasi yaitu, pertama pemilihan umum harus didasarkan pada azas amanah dan kejujuran dengan pesan ingatlah bahwa Tuhan mengawasi kita dan memintai pertanggungjawaban. Artinya, janganlah memilih pemimpin yang asal-asalan harus ada rekam jejak yang baik dari para calon pemimpin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline