Lihat ke Halaman Asli

Anom Manembah

Santri Kampus Mubarak hingga pengajar di kalimantan barat

Menciptakan Kedamaian di Medsos

Diperbarui: 19 Maret 2017   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketikan saya tanpa ditemani secangkir kopi kali ini membahas peperangan medsos karena kepentingan politik, kekuasaan dan ekonomi. Dinamika yang terjadi saat ini mejurus kepada perang medsos tidak hanya menimpa masyarakat bawah namun sudah sampai kepada presiden dan para mantannya.

Amati media social kita mendapati pandangan jarak jauh, kita sedang memberikan hadiah kepada generasi masa depan sebuah perang. Terasa tidak kalau dichat grup-grup telah terjadi perang sekala kecil dan sekala besarnya ada dikehidupan nyata pada kelompok-kelompok masyarakat. Sadar tidak kita berperan aktif di dalamnya? Fondasi ketegangan antara sesama masyarakat telah tercipta.

Obrolan di warung pisang goreng soal pilihan Ahok atau Anis? Masyarakat yang baru kenal maupun kawan akrab bersitegang hingga pisang goreng renyah menjadi melempem dan kopi panas menjadi dingin lupa disruput.

Media social akan bergerak cepat menuju kearah peperangan jika kita tidak bijak. Ada sebuah pemikiran yang terasa klasik dan kuno terkait cara perdamaian medsos tercipta yaitu setiap orang memainkan jari-jemarinya dengan cara-cara rendah hati, berkeadilan, tulus dan kembali kepada Tuhan. Maksud saya, ketika kamu mau menulis di medsos yang berisi kritikan maka lakukan dengan rasa hormat dan berkeadilan dengan cara seperti ini orang akan berterima kasih dengan cara yang benar.  Ingatlah, amal kita ini akan dicatat oleh Tuhan sebagai bekal hidup kita diakhirat.

Dalam bahasa quran, ‘tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan takwa dan janganlah kamu menolong dalam dosa dan permusuhan.’ (QS Almaidah:3)

Sebagai seorang pengajar ngaji, saya merasa khawatir ada keresahan di medsos yang sedang nge-hits ini. Saya ingin mengajak dengan kerendahan hati kepada kalian. Ayo selamatkan medsos kita, missal materi agama dijadikan sarana kejam yang tidak bisa diterima ajaran Islam, perilaku mengerikan dari beberapa muslim seperti ‘tidak mensholatkan jenazah muslim bagi pemilih penista agama’ membuat ketidak percayaan terhadap kaum muslim diantara kaum muslim itu sendiri.

Reaksi keliru dari pengguna medsos pada suatu masalah yang hits menjadi pupuk suburnya kebencian dan ketidak senangan yang memacu kelompok lain untuk melakukan perbuatan ekstrim. Tugas saya sebagai seorang pengajar ngaji adalah memperlihatkan kepada kalian bahwa jika kalian bermedsos dengan tidak damai maka ekstrimisme meningkat dan situasi keuangan ekonomi Negara memburuk.

Prinsip fundamental dari kedamaian bermedsos adalah jangan melawan kritik dengan kebencian, jangan menshare materi kebencian dan bermedsoslah dengan adil dan kebenaran.

Ayat Quran menjelaskan, ‘Janganlah kebencian kepada suatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah Adil! Itu lebih dekat kepada takwa.’ (QS. Almaidah:9)

Akhhirnya saya harus katakan perdamaian itu bisa terjadi jika kita ingat pada Tuhan, terimakasih sudah menyimak penjelasan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline