Lihat ke Halaman Asli

Pagi Adalah Ikhtiar yang Tak Terkatakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13806063701735483577

Sinar matahari yang menyusup lewat celah jendela. Selimut yang harus segera disingkap. Dingin yang menyusup ke dalam kulit yang harus diabaikan. Cericit nyanyian burung yang harus berlomba dengan bising kendaraan bermotor. Adalah perihal tentang pagi.

Perihal pagi yang lain:

[caption id="attachment_269530" align="aligncenter" width="236" caption="photo toby.harvard"][/caption] Seorang ibu penjaja daging ayam dengan suara nyaringnya memanggil-manggil (calon) pembeli. “Ayam... Ayam... Ayam...” Ketika dirasa tak ada yang merespon panggilannya, ia akan segera beranjak ke tempat yang lain. Tempat dimana ia bisa bertemu dengan pembeli yang bersedia menukarkan beberapa lembar uangnya dengan beberapa kilo daging ayam. Menunggu terlalu lama, hanya akan membuat pelanggannya menunggu dan bisa jadi beralih ke penjaja daging ayam yang lain.

Langkah tergesa seorang ibu berpakaian lusuh dengan karung di pundaknya. Dengan mata yang awas, mengorek-orek tempat sampah, demi mendapatkan sebongkah harapan dalam botol-botol minuman bekas. Ia juga harus bergegas pindah dari tempat sampah yang satu ke tempat sampah yang lain, sedikit saja terlambat ia bisa kalah cepat dengan orang-orang yang juga menggantungkan harapannya pada botol-botol minuman bekas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline