Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Internet via Kabel Listrik untuk Masyarakat Indonesia, Lebih dari Sekedar Listrik Pintar

Diperbarui: 4 April 2017   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber : http://zl9ipw.bay.livefilestore.com"][/caption]Internet via Kabel Listrik bukanlah merupakan sebuah teknologi yang baru. Teknologi ini digadang gadang sebagai salah satu alternatif jaringan internet murah dengan kecepatan tinggi. Sinyal-sinyal data dalam bentuk digital yang biasanya melalui jaringan kabel telepon, jaringan  fiber optic ataupun wireless (menggunakan jaringan udara), ternyata dapat diaplikasikan dengan menggunakan jaringan kabel listrik,  kabel listrik yang sama untuk membawa arus listrik ke rumah rumah.

Teknologi Internet via Kabel Listrik disebut teknologi Power Line Communication (PLC),  Untuk melihat skema dan cara kerja sistem internet via kabel listirk  dapat di lihat di berbagai situs yang membahas teknologi PLC.

Setelah melalui uji coba selama beberapa tahun, yang dilaksanakan oleh Anak perusahaan PLN yaitu PT. Indonesia Comnets Plus (PT Icon Plus) , ternyata Teknologi ini memiliki hambatan, hambatan pertama adalah sinyal data tidak dapat melalu trafo yang terdapat pada gardu listrik, sehingga diperlukan sebuah alat untuk keperluan konversi data sebelum dan setelah melewati trafo, hambatan kedua adalah harga modem PLC diatas harga modem dengan teknologi lain, dan rilis berita terakhir mengenai Teknologi Internet via Kabel Listrik, bahwa PLN memutuskan untuk tidak mengembangkan lebih lanjut teknologi tersebut

Hambatan-hambatan yang telah disebut diatas, sejatinya bukan menjadi alasan bagi PLN sebagai salah satu perusahaan mutlak milik Negara untuk tidak melanjutkan proyek tersebut. Sebagai salah satu alat Negara untuk mengimplementasikan Undang-Undang Dasar, yaitu untuk kesajahteraan dan kemakmuran rakyatnya sendiri. Hambatan merupakan batu loncatan agar kita dapat berada di tempat yang lebih tinggi. Ada beragam solusi yang ditempuh agar  teknologi ini dapat dibangkitkan kembali.

Seperti BNN yang mengusulkan agar uang dari hasil kejahatan narkoba dipakai BNN untuk mendukung kegiatannya, PLN pun dapat melakukan hal yang sama, untuk konsultasi dengan pemerintah dan DPR agar subsidi Listrik yang “dicabut” kembalinya harus ke PLN juga dan dapat digunakan untuk biaya riset dan penelitian pengembangan dunia kelistrikan, sehingga riset dan penelitian teknologi PLC dapat dilanjutkan kembali.

Dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam melakukan penelitian dan pengembangan secara bersama-sama, dengan Kementerian Ristek, Kementerian Kominfo, LIPI, LEN, Lembaga Lembaga Penelitian di Universitas baik di dalam maupun di luar negeri. Pemikiran bahwa karena ada kalimat “kabel listrik” sehingga harus hanya PLN yang menangani proyek tersebut harus dibuang jauh-jauh, karena ini bukan hanya persoalan PLN saja, ini merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilaksanakan secara paralel dan bersama-sama sehingga penelitian dapat berkesinambungan. Dari sekian banyak pihak yang terlibat dalam penelitian yakin dan percaya bahwa hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi, dengan satu syarat PLN meninggalkan egonya untuk proyek yang satu ini, maka persoalan alat untuk keperluan konversi data sebelum dan setelah melewati trafo saya hakul yakin dapat dibuat

Masalah harga modem PLC yang lebih mahal dari modem dengan teknologi lain, hanya masalah sudut pandang saja dan tehnik managemen marketing. Dengan adanya garansi kualitas yang lebih baik, aplikasi software yang  mudah  di PC dan smart phone serta biaya bulanan yang puluhan ribu rupiah Kenapa tidak untuk memilih alat yang lebih mahal.

Teknologi yang kita nikmati saat ini, tidak lahir begitu saja, tetapi melalui proses kegagalan yang tidak terjadi hanya satu atau dua kali. Jikalah Wright bersaudara menyerah karena rasa sakit yang dirasakan karena berulang kali gagal, mungkin saat ini kita tidak dapat merasakan kenikmatan pesawat terbang. 

Semoga PLN tidak berhenti untuk terus melakukan inovasi dan uji coba terkait kendala-kendala dalam mengembangkan internet via kabel listrik. Karena hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan listrik, berarti secara otomatis dalam rumah mereka telah ada jaringan internet, dan pastinya harga nya pun lebih murah, dan yang lebih penting adalah kemanfaatan listrik dapat dimaksimalkan. I Hope My Dream its come true.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline