Lihat ke Halaman Asli

Puasa Ujian Kejujuran Diri (18)

Diperbarui: 6 Juli 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TARWIH DI PUSAT PERBELANJAAN

Oleh Armin Mustamin Toputiri

Setengah bulan Ramadhan tahun ini telah berlalu, berarti sekitar dua pekan lagi hari lebaran tiba, tetapi lalu lintas jalan di Makassar sudah sangat padat. Bahkan telah terjadi kemacetan di sejumlah lokasi. Terutama pada malam hari, sehabis berbuka puasa, jalur jalan di seputar pusat perbelanjaan seolah tak lagi bisa dilalui. Macet bukan semata karena padat kendaraan yang berlalu lalang, tapi badan jalan sekalipun kini telah berubah menjadi area perpakiran.

Kira-kira seperti itu saya temui malam kemarin sepulang menghadiri buka puasa bersama di kediaman salah seorang kerabat. Lantaran di jegat kemacetan luar biasa, berulangkali saya mengarahkan anggota saya yang menyetir mobil untuk memuntar arah, akhirnya lepas juga. Putri semata wayang saya berulangkali bertanya, memang ada kegiatan apa menyebabkan kemacetan sepadat itu. Saya menjawab pertanyaan putri saya seadanya dan sekenanya.

Saya menjawab seadanya karena sesungguhnya saya hendak mengelak andai putri semata wayang saya itu melanjutkan pertanyaannya, kenapa orang-orang telah ramai berbelanja kebutuhan lebaran sementara hari lebaran masih sangat jauh. Lebih takut lagi kalau dia pun bertanya kenapa banyak orang berbelanja malam hari, padahal saatnya waktu untuk shalat tarwih. Saya takut jika putri saya menyalahkan keadaan, sekalipun menutup daya kritisnya.

Namun setelah sampai ke rumah, lalu menuju masjid mengikuti shalat tarwih. Penceramah tarwih malah justru menyindir mulai ramainya orang-orang belanja di pusat perbelanjaan. “Saf jama’ah tarwih kini telah menipis dibanding hari-hari sebelumnya, jama’ah tarwih kini telah berpindah ke pusat perbelanjaan. Itu kekeliruan besar….”. Saatnya keluar dari masjid, putri saya mengulang kata-kata Pak Ustadz, sambil bergurau, “keliru, karena bikin macet”.

Faisal-Makassar, 18 Ramadhan 1436 H/05 Juli 2015 M.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline