Lihat ke Halaman Asli

Catatan Tercecer Pasca Pilpres 2014 (3)

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1405346815918041198

Pertarungan Politik di Era Teknologi Canggih

Oleh Armin Mustamin Toputiri

Kalau boleh disimpulkan, inilah kali pertama Pilpres di tahun 2014 yang paling hangat dan seru. Banyak factor yang menjadi penyebabnya. Salah satu factor dominan yang paling ikut berpengaruh ialah hadirnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serba canggih. Hadirnya aneka ragam handphone dan jejaring social di dunia maya kian tak terbendung.

Aneka hidangan informasi politik tersaji secara terbuka, dinikmati oleh siapa saja tanpa kenal umur, jenis kelamin dan kelas social. Tanpa perlu rasa malu dana rasa bersalah. Entah positif atau negative, terserah pada kita mau menelannya atau memuntahkannya. Atau menjauhi sebelum tergoda. Sebab salah mencermati, madu bisa menjadi racun, atau sebaliknya terjadi.

Itulah kenyataan sudah terjadi. Saya sepakat, tidak perlu dihindari, tapi harus tetap dihadapi dengan kematangan mental dan nalar. Masalahnya, sejauhmana ketangguhan daya analisis masyarakat kita dalam menyerap arus informasi --- sebagaimana umumnya berita politik --- cendrung bernada provokatif. Tapi pada saatnya proses demikian mencipta kematangan.

Demokrasi memang bukan tujuan, tetapi hanya sebatas sarana untuk mencapai tujuan. Jika di era sebelum-sebelumnya pertarungan politik berlangsung manual, datar dan tertutup, tapi ini kali kian bebas dan terbuka. Semua serba telanjang, seolah tak ada aturan main yang mampu melerainya. Tapi aturan main memang selalu tertatih-tatih mengikuti kemajuan teknologi.

Hadir dan ikut campurnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di arena pertaruhan politik, sekali lagi tak bisa dielakkan. Akibatnya, jika di era sebelumnya-sebelumnya siasat politik berlangsung hanya melalui serangan darat dan bawah tanah, kini seolah didominasi melalui serangan udara. Atau mungkin simultan mengkombinasi tiga bentuk serangan itu.

Tengok misalnya serangan yang tersebar begitu cepat melalui aneka model handphone, atau racikan pemberitaan on-line. Seluruhnya meyakinkan, juga membingungkan. Tapi harus tetap dinikmati. Lebih nikmat lagi jika ditengok bersamaan hasil kreasi para “orang-orang cerdas” yang memanfatkan kemajuan teknologi dengan meracik aneka gambar capres/cawapres yang serba lucu-lucu. Meskipun sebenarnya dominan malampaui batas etik. Bahkan hukum

Makassar, 11 Juni 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline