Lihat ke Halaman Asli

Abdul Muis Syam

Terus menulis untuk perubahan

Arcandra Diberhentikan, Rizal Ramli Terbukti Bukan Biang Kegaduhan

Diperbarui: 16 Agustus 2016   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi/repro-desain: Abdul Muis Syam)

RIZAL RAMLI dicopot dari jabatannya karena dinilai kerap melakukan kegaduhan di dalam kabinet. Padahal publik sangat paham “warna” kegaduhan seperti apa yang dilakukan oleh Rizal Ramli selama di dalam Kabinet Kerja.

Yakni, tidak lain dan tidak bukan Rizal Ramli banyak “berkicau”, karena ia melihat begitu banyak yang tidak beres (keganjilan serta keanehan) yang tengah “digiatkan oleh kubu tertentu” dalam menggerogoti cita-cita Trisakti di dalam kabinet (pemerintahan).

Disebut menggerogoti, karena di satu sisi hanya menguntungkan kubu atau kelompok tertentu itu saja, namun di sisi lainnya bisa menimbulkan kerugian besar bagi bangsa dan negara.

Dan itulah semua yang membuat Rizal Ramli tak ingin berhenti berteriak sekencang-kencangnya. Selain bertujuan agar rakyat bisa tahu tentang adanya kegiatan “gelap” yang cenderung digiatkan oleh kubu tertentu di dalam pemerintahan, juga diharapkan agar “kelompok” yang bersangkutan bisa segera menghentikan “kegiatan buruknya” tersebut.

Dan umumnya, teriakan Rizal Ramli cenderung mengarah ke hal-hal yang memiliki “keterkaitan” dengan sosok Jusuf Kalla (JK), mulai dari masalah proyek listrik 35 ribu megawatt, Pelindo 2, Freeport, Blok Masela, dan lain sebagainya.

Sehingga dari situ, JK tak jarang terlibat perseteruan dengan Rizal Ramli. Dan ini seolah-olah membuktikan bahwa JK adalah bagian dari kelompok tersebut. Yakni kelompok yang terlanjur asyik menggerogoti pemerintahan Jokowi dengan kegiatan-kegiatan mengais dan mencari keuntungan di dalam pemerintahan.

Karena kenyamanannya sudah terusik, maka kelompok ini (dibantu oleh sejumlah media bersama politisi penjilat) pun kemudian ikut ramai-ramai menuding Rizal Ramli sebagai biang kegaduhan. Dan sungguh, Rizal Ramli yang berjuang sendiri di dalam pemerintahan itupun dikoroyok oleh para kelompok “bandit” tersebut.

Parahnya, Presiden Jokowi seolah-olah turut mendukung serbuan para “bandit” itu dalam melengserkan Rizal Ramli dari jabatannya selaku Menko Kemaritiman dan Sumberdaya. Maka muncullah Reshuffle Kabinet jilid 2, dan Rizal Ramli yang dikenal sebagai “Sang Penjaga Gawang Trisakti” itupun akhirnya dicopot.

Seakan para bandit ini telah menyusun semuanya dari awal dengan sangat rapi, pasca pencopotan Rizal Ramli tiba-tiba munculnya survei tingkat kepercayaan dan kepuasaan rakyat terhadap Presiden Jokowi meningkat, salah satu alasannya adalah karena Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet jilid 2 sebagai jawaban untuk membuat kabinet kerja bisa lebih solid dan jauh dari kegaduhan.

Namun belum 3 minggu kabinet kerja jilid 2 ini berjalan, suasana di dalam kabinet tiba-tiba kembali gaduh. Loh... kok bisa? Biang kegaduhannya kan sudah dicopot...??? Lalu siapa biang kegaduhannya...???

Kegaduhan itu meledak tiba-tiba. Status kewarganegaraan Menteri ESDM, Archandra Tahar, disorot habis-habisan oleh publik. Dan dari segala penjuru mempertanyakan jatidiri dan integritasnya sebagai pejabat yang berstatus kewarganegaraan ganda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline