Lihat ke Halaman Asli

Jika Belanda Menang Lawan Uruguay, Meneer Akan Hadiahi Rempah-Rempah

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_187053" align="alignnone" width="470" caption="Sumber Foto : FIFA.com"][/caption] Bagi Gubernur Jenderal Graaf Johannes van den Bosch, tokoh Belanda pelopor tanam paksa (Cultuurstelsel), kemenangan Belanda dalam perdelapan final lalu hingga masuk perempat final laga Piala Dunia 2010 sudah biasa bukan suatu hal luar biasa, katanya saat di sela-sela perbincangan santai sehabis mengontrol buruh-buruhnya di perkebunan kopi, tebu, dan tarum (nila). Meneer mengatakan bahwa negeri kincir angin memang dikenal sangat gila bola, selain mereka memiliki kelebihan fisik karena postur tubuhnya tinggi-tinggi. Di negeri kincir angin tuan atau meneer dan nyonya atau mevrouw senang main bola keranjang (semacam basket sekarang). Di Jakarta dulu, mereka main di Lapangan Singa (kini Banteng) dan Ikada (Monas). Karenanya, banyak istilah bola yang berasal dari Belanda, seperti trekbal, losbal, 12 pas passen, dan kini penalti. Dobrak doorgebraakt, senterpoor center voor, atau penyerang tengah. Tak heran bekas tanah-tanah jajahannya selalu saja banyak perkumpulan Sepak Bola Belanda, di Jakarta pada 1950-an seperti VIOS yang memiliki lapangan di Stadion Menteng dan kini menjadi Lapangan Persija, di samping BVC, Hercules, dan Oliveo. Dalam catatan pinggir, sebelum tahun 1958, saat hubungan RI-Belanda putus dan warga Indo Belanda kembali ke Nederland, banyak di antara mereka merupakan pemain yang tangguh. Seperti kiper Van der Vin, yang pernah menahan penalti penyerang Uni Soviet kala itu. Ada Van Der Berg yang merupakan bek kiri yang sukar dilewati. Atau Boelard van Tijl yang tendangannya tidak kalah dengan pemain-pemain bola legendaris sekarang ini hingga sulit dibendung lawan. Kala itu, seperti layaknya Liga Eropa, tiap kesebelasan punya divisi utama, divisi satu, sampai divisi empat. Sekarang ini hati Meneer lagi senang, soalnya jika ada yang ada kalah Van Den Bosch marah besar tak segan-segan pemainnya akan dibuang ke Digul tempat kamp pengasingan. Kabupaten Boven Digoel (bahasa Belanda: boven berarti atas) adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanah Merah. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel, dahulu dikenal dengan sebutan Digul Atas dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lain Sayuti Melik (1927-1938), Mohammad Hatta (1935-1936), Muchtar Lutffi, Ilyas Yacub (tokoh Permi dan PSII Minangkabau) dan Sutan Syahrir. Atau Meneer akan memperkerjakan pemainnya di perkebunan karet, teh, kopi, kelapa sawit, tarum (nila), tebu dan tembakau dengan cara paksa dalam sistem culture stelsel. Demikian juga Cornelis de Houtman, saudara dari Frederik de Houtman, adalah seorang penjelajah Belanda yang menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Indonesia dan berhasil memulai perdagangan rempah-rempah bagi Belanda, ia juga senang dengan olah raga sepak bola. Meneer Cornelis de Houtman yang akhir-akhir ini sering menjadi pemerhati bola di Piala Dunia 2010, tersenyum melihat tingkah laku pendukung tim oranye kesebelasan Belanda yang bandel-bandel namun masih dalam batas kewajaran tidak anarkis tentunya, sebelumnya para pendukung tim kesebelasan Belanda dengan ciri khas warna oranye-Nya lebih dari 30 orang perempuan dikeluarkan dari stadion Johannesburg ketika pertandingan antar kesebelasan Denmark dan Belanda. FIFA menuduh mereka melanggar aturan pemasaran produk di ajang Piala Dunia. Mereka menggunakan pakaian mini oranye mirip dengan warna seragam tim Belanda, yang merupakan hadiah dari perusahaan bir asal Belanda. Bahkan, ada dua perempuan Belanda disidangkan di pengadilan di Afrika Selatan dengan tuduhan melanggar aturan pemasaran dengan melakukan ‘promosi gratis’ ketika pertandingan Piala Dunia, meski akhirnya mereka dibebaskan dengan jaminan. Meneer juga bangga Tim Belanda kembali mengukuhkan sebagai tim kesebelasan dengan rekor kemenangan 100 persen dengan rekor 23 kali tak terkalahkan dalam pertandingan setelah mengalahkan tim kesebelasan Brasil 2-1 di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Jumat (2/7). Kemenangan kesebelasan Belanda adalah kemenangan simbolik bagi dirinya, pihak Belanda. Ia mengatakan, “Bagiku Piala Dunia dan Ekspedisi Pelayaran tidak beda jauh. Ini akan membuktikan siapa yang pertama-tama paling terbaik mencatat tinta emas” Meneer pun menunda ekspedisi perjalanannya ke Lisboa, India atau Madagaskar untuk mencari rempah-rempah untuk bisa menonton kesebelasan Belanda bertanding. Tidak ada kamus kalah di dalam dirinya, sebagai seorang penjelajah, maka ia buru-buru mencari sebanyak mungkin informasi mengenai lawan Belanda bertandingnya itu sekaligus putar otak bagaimana juga caranya memonopoli di atas lapangan rumput hijau tersebut dan kemudian Belanda menang. Meneer kutak-katik strategi divide et empera, yaitu kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dengan kata lain bagaimana melemahkan pertahanan Uruguay yang dijuluki La Celeste si - Biru Langit, merupakan tim yang cukup solid dan memiliki pemain-pemain kelas dunia seperti Diego Forlan yang bemain untuk La Liga, bersama klub Atletico Madrid. Dan ketangguhan dan kecepatan permainan bek Uruguay, Diego Lugano, Kualitas permainannya mendapat pengakuan dari Pelatih Brasil, Dunga. Lugano adalah pemain yang sangat baik,” kata Dunga. Saat ini Lugano bermain untuk klub raksasa Turki, Fenerbahce sejak 2006. Meneer yakin dengan startegi Devide et impera-Nya itu juga membuat Belanda mampu bercokol di Indonesia selama 350 tahun. Meneer negerinya saat ini sedang mengalami “economic booming” dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,75%, Meneer juga banyak terlibat mengomentari berbagai peristiwa dunia termasuk di antaranya terorisme, teknologi, budaya, parawisata, pendidikan dan sebagainya. Dengan pengalamannya sebagai diri seorang penjelajah maka tak susah baginya, ia mendapatkan rekam jejak lawannya, ternyata Uruguay pernah sekali bertemu dengan kesebelasan Belanda di ajang Piala Dunia 1974, saat itu Belanda diperkuat Johan Cruiyff, menang 2-0 atas Uruguay melalui gol Johny Rep. Bagi Meneer sendiri Amerika latin bukan Negara yang asing, ia pernah singgah bersama para pedagang Belanda lainnya dengan bendera VOC-Nya (Verenigde Oost Indische Compagnie), kala itu, VOC ‘menguasai’ Dashima (sebuah pulau kecil di teluk Nagasaki Jepang), Taiwan, Sri Lanka, Teluk Persia, Afrika Selatan, hingga Amerika Latin. Kemudian sebelum menutup perbincangannya, harapan Meneer hanya satu sebelum melanjutkan ekspedisinya, ia ingin melihat Belanda tampil cemerlang melawan Uruguay di perempat final nanti, dan bila Belanda nanti memenangkannya untuk kejayaan Piala Dunia 2010, Meneer akan memberikan hadiah oleh-oleh kepada para pemainnya berupa rempah-rempah bisa dibawah pulang untuk keluarganya masing-masing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline