Lihat ke Halaman Asli

Dewi Amsika IF

MHS Unikama_210402080001

Nikmati Pagelaran Wayang dalam Acara Bersih Desa Glanggang

Diperbarui: 26 Agustus 2024   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Penulis)

Gong bergema dengan iringan gamelan. Nada khas sinden melantunkan memenuhi udara hampa. Langit malam dan udara dingin bukan perkara besar untuk menikmati titik cahaya. Kain putih akan tetap gelap di langit malam. Titik cahaya itu, membayangkan hati yang tak sempurna. Meski begitu seseorang tetap memainkannya. Di titik cahaya itu, semua orang menikmati permainannya.

Pernahkah kamu melihat permainan wayang? Apa yang kamu lihat? Dari televisi? Atau secara langsung? Pengalaman manakah yang lebih mengesan padamu? Pastinya, pengalaman mengamati suatu hal akan lebih berkesan apabila melihatnya secara langsung. Apabila menikmati di depan mata. Sama halnya seperti bagaimana kami menikmati wayang secara langsung, bahkan dalam jarak yang dekat.

Kuliah kerja nyata kami kali ini, mendapatkan kesempatan untuk juga menikmati permainan wayang yang didalangi oleh Ki Hadi Siswoko. Menampilkan sebuah pewayangan yang berujudul "Wahyu Pangayoman". Selama permainan wayang Ki Hadi Siswoko, selalu diiringi oleh tabuhan gamelan.

Di tengah semaraknya teknologi, merajalelanya Artificial Intelligence atau AI, menikmati kebudayaan Indonesia secara murni adalah yang sulit untuk ditemukan. Menjadi suatu keberkahan dan rasa Syukur teruntuk kami, mahsiswa KKN-T Unikama yang mnedapatkan Lokasi KKN-T di desa yang menjadi tempat berkumpulnya berbagai budaya. Sama halnya seperti nama dari desa itu sendiri, Glanggang, yang di memiliki kesamaan dengan "Gelanggang" dengan.

Tanpa menolak permintaan bantuan hingga undangan, kami mendapatkan pengalaman baru di berbagai kebudayaan. Salah satunya adalah menikmati permainan wayang yang secara langsung di bawahkan oleh Ki Hadi Siswoko. Namun tidak hanya sekedar menikmati permainan, secara langsung kami juga bisa melihat dan berbincang sebentar dengan dalang tersebut.

Selain pengalaman, menikmati KKN-T juga adalah jalan baru untuk kami mengenal berbagai profesi hingga berbagai kalang orang-orang. Karena bukan hal yang mudah untuk kami bisa bertemu dengan Dalang dengan nama yang sudah besar.

Belum lagi, suguhan akan permainan gamelan yang tidak mudah untuk ditemukan meski sekedar ekstrakurikuler di sekolah. Bukankah akan menjadi hal menarik untuk menambahkan gamelan sebagai ekstrakurikuler sekolah? Tidak hanya sebagai bentuk melestarikan budaya, namun juga sebagai bentuk perkenalan salah satu alat musik tradisional di Indonesia terutama di Jawa Timur.

Sebagai calon pendidik, mengenal anak didik akan kebudayaan Indonesia adalah hal yang harus dilakukan. Di tengah mudahnya segala hal karena AI, akan menjadi mudah untuk kami, para calon pendidik, memperkenalkan berbagai alat musik tradisional dengan lebih menarik. Karena bagaimanapun, Indonesia Merdeka, Indonesia ada, Indonesia Bernama hingga dikenal banyak orang juga karena kebudayaannya yang beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline