Lihat ke Halaman Asli

Dewi Amsika IF

MHS Unikama_210402080001

Si Petapa Desa Jambuwer, Mbah Dul Karim

Diperbarui: 28 April 2024   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

desajambuwer.wordpress.com

Kisah Si Petapa Desa Jambuwer, Mbah Dul Karim

Indonesia yang dikenal karena keberagaman budayanya yang beragaman, juga dikenal akan pelestarian adat istiadatnya. Misalnya bertepatan dengan Gunung Kawi, Desa Jambuwer Kromengan, masih kental akan nilai kejawen. Desa yang masuk ke dalam wilayah kaki gunung kawai ini menjadi tempat wisata juga edukasi akan nilai-nilai jawanya. Kepercayaan akan nilai-nilai jawa yang masih diajarkan, menjadi warisan budaya yang patut untuk di contoh dalam pelestariannya.

Karena masih kental akan nilai kejawean, banyak mitos dan cerita Sejarah yang patut untuk di cari tahu. Salah satunya adalah Pendeta atau Orang pintar, dengan nama Dul Karim. Mbah Dul Karim merupakan tokoh Masyarakat yang dikenal banyak kalangan. Baik untuk berguru maupun sekedar mampir atas keperluan tertentu.

Mbah Dul Karim adalah tokoh yang juga dikenal sering bertapa di atas pohon, juga melakukan ritual tapa lainnya. Bahkan, Mbah Dul Karim ini juga pernah bertapa di puncak Gunung Semeru. Dipercaya bahwa, orang yang sering melakukan semedi (bertapa) akan memiliki ilmu kebatinan atau kesaktian. Sampai Mbah Dul Karim sendiri dikatakan memiliki selendang Pelangi.

Karena kesaktian atau ilmu kebatinan tersebut, Mbah Dul Karim, sering mendapatkan pengunjung. Hingga yang sakit menjadi sembuh, atau bahkan hasil panen yang melimpah ruah. Tetapi, yang mempercayai ilmu kebatinan yang dimiliki Mbah Dul Karim tidak hanya pengunjung. Mereka yang tinggal di lingkungan sekitar juga mempercayainya. Dalam kisah Mbah Dul Karim sendiri, diceritakan bahwa karena kesaktiannya ini, Mbah Dul Karim mendapat tawaran untuk tinggal bersama presiden pertama Indonesia kala itu.

Keberadaan Mbah Dul Karim bukan hanya sekedar merupakan sosok spiritual, keberadaan Mbah Dul Karim terbukti akan adanya padepokan yang didirikan oleh Mbah Dul Karim itu sendiri. Hingga Masyarakat Desa Jambuwer juga mengadakan acara besar atau suroan, setiap pada tanggal 1 Suro. Setiap tanggal 1 Suro, Desa Jambuwer akan menggelar acara ritual suroan. Yang menjadi kegiatan utama dalam suroan adalah selametan atau kenduren serta pagelaran wayang kulit. Kemudian dengan penampilan lainnya seperti beberapa tarian malangan.

Acara suroan ini memang di mulai pada masa Mbah Dul Karim. Bahkan, Mbah Dul Karim sendiri mengadakan acara besar suroan selama 7 hari 7 malam. Sayangnya, saat ini jangka waktu yang dihabiskan untuk menyambut suroan semakin sedikit. Bahkan sampai saat ini (2024) 1 suro masih dijalani meski hanya dalam semalam.

Kepercayaan tidak hanya sebatas itu, keberadaan air yang ada di padepokan, atau biasa disebut banyu seger waras juga dipercaya mampu menolak balak. Tidak hanya banyu seger waras, hasil dari suroan, sisa, juga dipercaya mampu menolak balak. Padepokan Mbah Dul Karim juga memiliki slogan yakni 'Kawruh tulisan batin tanpa papan kasunyatan'. Yang jika dalam bahasa Indonesia Berarti Pendidikan batin yang sangat suka membantu tanpa mengharapkan timbal balik darinya.

Slogan padepokan tersebut juga menggambarkan bagaimana kisah Mbah Dul Karim yang melakukan kebaikan, seperti membantu sesama tanpa adanya imbalan. Kisah Mbah Dul Karim lainnya adalah, Mbah Dul yang mencuri di wilayah Belanda. Yang kemudian di bagikan pada orang-orang yang membutuhkan.

Pada perayaan suroan sendiri, dipercaya bahwa apa yang disediakan dalam suroan tersebut memiliki khasiatnya tersendiri. Menjadikan kedatangan Mbah Dul Karim sebagai pusatnya wisata religi Desa Jambuwer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline