Lihat ke Halaman Asli

Dewi Amsika IF

MHS Unikama_210402080001

Prosa: Ketidakpastian

Diperbarui: 18 Mei 2023   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jurang di depan terbuka mengangga, cukup untuk menelan raga ini. Di seberang jurang, animo menungguku. Ku lihat jurang yang begitu dalam, hanya kegelapan yang tersisa. Ku lihat animo tersenyum padaku.

Aku sangat tahu jika hanya animo yang ingin ku raih. Tapi jurang menganga harus ku arungi.

Tempat yang kupijak bukan sekedar tanah biasa, tanah subur yang diinginkan banyak orang. Namun sayang, menumbuhkan bunga mawar berduri dengan keindahan merah gelapnya. Setiap langkahku sakit karena durinya. Merah gelapnya menemani ketakutan dalam diriku.

Tak bisakah aku kembali? Aroma hangat dan cahaya lembut semakin memudar dari pandanganku.

Dari tempatku melihat, aku sadar tak ada tempat untukku di sana. Tempat itu sudah menjadi milik orang lain, yang kelak akan menempati dimana aku berada sekarang.

Berapa lama sudah aku ada? Berapa banyak waktu yang terlewati?

Memang sudah seperti ini jalannya. Aku hanya takut, dengan semua yang ada disekitarku membuatku sadar jika, apa yang ingin ku raih, animo tidaklah menjanjikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline