Lihat ke Halaman Asli

Tinta Berlumur Darah

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerap kali mengeja catatan

Yang merangkak di tembok-tembok kusam

Sebagian serupa teks khotbah

Yang disajikan dengan rasa pedas

O… barangkali dia baru belajar meracik bumbu

Di lapak sebelah, kalimat-kalimat bersikutan

Ditulis dengan tinta berlumur darah

Tak pernah terima dengan perbedaan

Selain mengumbar benci  tak ada lagi yang menghiasi

Semenit kemudian muncul lapak baru

ini lebih ngeri lagi

Karena mengaitkan dengan kitab suci

Padahal tulisannya lahir karena benci

Malang , 25 Maret 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline