Lihat ke Halaman Asli

kholid amrullah

sales fatih aqiqah

Di Jalan Bukit Berbunga

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Jalan Bukit Berbunga

kusam wajahmu menempel pada trotoar-trotoar retak

menutup comberan anyir yang tersumbat  tumpukan sampah

menggenang menjadi tempat menari botol bir dan bungkus tisu

menyirat bahwa kelak kota ini akan rusak

Semenjak beberapa tahun terakhir

saat para pemodal merangsek ke desa-desa

menebang pohong menggali lubang

menguras mata air

dan mengusir bunga-bunga

wajah kota semakin bengis

Di Jalan Bukit Berbunga

rangkaian cerita kini  sedang ditulis

dari derai air mata dan air hujan yang silih berdesakan

bermula dari cerita-cerita surgawi

tentang bukit-bukit yang hijau

tentang lembah-lembah berhias mawar, krisan dan bunga lely

tentang bunga-bunga yang tersenyum

kepada para wisatawan dan anak-anak sekolah

tentang bunga-bunga baik hati

yang  tak pernah lupa menebar wangi

dan mengucap selamat pagi

Di Jalan Bukit Berbunga

sepuluh tahun lagi

tersurat cerita baru yang tak kalah seru

kali ini tentang bumi yang retak,

rumah-rumah yang hancur

dan sisa-sisa bunga yang menangis

Dan dua puluh tahun kemudian

di emperan sebuah rumah reyot

wanita tua duduk memangku cucu

bercerita tentang buah surga

yang dulu bergelantungan di halaman

tentang bunga-bunga di semua petak tanah

yang kini telah diganti dengan jubel rumah

dan jangkung hotel-hotel mewah

Malang 1 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline