Lihat ke Halaman Asli

Hantu Perempuan Itu Menjadi Istriku

Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melihat seorang perempuan di pinggir taman. Dia sedang bersedih. Tapi kenapa orang-orang mengacuhkan perempuan itu? Padahal dia cantik bangat.

Apakah orang-orang terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikannya?

“Hei, apa kamu kenal dengan perempuan itu?” tanyaku kepada salah satu orang. Tapi dia berkata, “Perempuan mana? Tidak ada perempuan di situ,” katanya sambil tertawa. Kenapa dia tertawa? Apakah aku orang gila?

Aku bertanya kepada orang-orang kenapa perempuan itu menangis dan jawaban mereka sama. Mereka seakan-akan tidak melihat perempuan itu. Padahal perempuan itu sangat jelas sedang bersedih di mataku.

Dan dengan penuh keberanian aku mendekatinya dan berkata, “Ha-ha-hai,” dengan penuh senyuman paksa.

***

“Woi, namamu kalau tidak salah Suju dan kamu selalu mengekor. Kamu tidak tahu apa kalau aku butuh privasi,” kataku kepada perempuan itu. Aku menggerutu di kamarku.

“Tentu saja tidak salah. Aku yakin kalau kamu adalah penyelamatku,” katanya dengan penuh semangat. Dasar, kalau aku tahu kalau dia hantu aku tidak akan menyapanya waktu itu. Pantas saja orang-orang tidak melihatnya. Tapi kecantikannya menyilaukan semuanya.

Dan yang lebih parah lagi dia selalu mengekor ka mana pun aku berada. Beruntung dia tidak mengekor kalau aku ke kamar mandi. Tapi … wajahnya yang cantik dan pakaiannya yang sexy membuat pikiran kotorku selalu keluar kalau sudah di kamar.

“Hmm … sepertinya kamu hanya belajar dan bekerja saja. Apakah tidak ada kegiatan lain?” tanyanya sambil memperhatikan aku yang sedang bekerja.

“Tidak ada. Keahlianku hanya belajar dan bekerja. Tidak ada yang lain.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline