Lihat ke Halaman Asli

Perhatian dan Pengertian Suami

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatian dan pengertian. Dua kata yang diharapkan istri. Walaupun suami tidak menafkahinya dengan layak, tetapi rasa cinta, perhatian, dan pengertian selalu berlimpah diberikan suami, tentu saja tidak akan ada pertengkaran -pertengkaran yang berujung dengan ketidaknyamanan.

Ketika Reina (sahabat saya) mual-mual di pagi hari sehabis buang sampah di penampungan sampah seberang rumah, dia meminta uang untuk dibelikan testpack kepada suaminya. Tapi suami tidak mau memberi uang. Tidak ada uang, katanya. Disini masih bisa dimakluminya. Mungkin karena sebulan yang lalu dia membeli testpack dengan harga tigapuluhan ribu. Dan waktu itu Reina tidak tahu, kalau ada testpack yang harganya tujuhribuan.

Ketika usia kehamilan satu dua bulan, suaminya mengatakan, "percuma  punya istri, kalau masih nyuci sendiri." Allah, Reina menangis saat itu juga. Itulah. Suami tidak akan pernah mengerti sakitnya mual muntah ibu hamil. Karena dia tidak pernah merasakannya. Suami saat itu meminta maaf dan mengatakan hanya bercanda. Tapi, sampai sekarang, itu masih saja terkenang dipikirannya.

Tinggal dirumah mertua, perasaan mertua benar-benar harus dijaga. Begitu juga kehamilannya. Disaat dia harus menyuci pakaiannya, suami, dan mertua, dia harus menjaga kandungannya agar tidak keguguran. Reina minta pemakluman suaminya untuk tidak menyuci baju di trisemester pertama kehamilannya, dan suaminya malah mengatakan bahwa dia lebay. Allah. Hanya Engkaulah yang maha Mengetahui betapa sakitnya hati Reina.

Kecanduan smartphone. Ya, walaupun Reina juga candu, tapi tak secandu suaminya. Alhasil, ketika Reina minta tolong dan harus cepat pengerjaannya, suaminya malah sibuk dengan hpnya. Kesal.

Hobi tidur. Minta tolong mengawasi anak yang masih dibawah satu tahun pun ditinggal tidur. Dimintai tolong belikan obat anak yang demam tinggi pun, masih sanggup bilang "nanti" dan kemudian tidur lagi.

Aduhai, wahai para suami, berilah pengertian dan perhatian terhadap istrimu. Jangan sampai dia meragukan cintamu, karena sikapmu selalu menunjukkan kalau kau tak mencintainya.

Dia bukan pembantu dan baby sitter anakmu, dia istrimu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline