Lihat ke Halaman Asli

Bulan Merdeka

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang kita harapkan dari sebuah negeri yang
dibangun atas fiksi,mitologi dan cenderung
menyerempet klenik? Tak lain adalah penghisapan
serakah zona primer terhadap zona-zona sekunder,
serta penjajahan satu puak atas puak-puak lainnya.

Mereka paham benar, beberapa kohor sebelum kita
adalah baris-baris generasi transisi dari feodal ke
sistem modern. Ujung rambut sampai ujung kaki, kulit
ari sampai sari pati sumsum, sedemikian takjub pada
Yang Dipertuan. Celah ini benar-benar dimanfaatkan.
Mereka poles legenda-legenda purba, mereka tulis sejarah baru yang sesuai dengan syahwat kekuasaan
mereka. Mereka tanam dalam kepala dan hati kita:
"karya pujangga sebagai pertanda sesiapa penguasa,
naskah teater sebagai sejarah ketokohan pemersatu
nusantara, dan lain-lain."

(Agustus. 12)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline