Bukan tanggal enam. Tanggal enam di mana kidung-kidung kalbumu terjelma sebagai sebuah pesan singkat di ponselku.
Bukan tanggal dua enam. Tanggal dua enam di mana seorang lain mengharmonisasi tembang kita dan mendepakku dari orkestra.
Bukan tanggal tiga puluh. Tanggal tiga puluh di mana kamu baru menyadari bahwa rangkai nada yang ia buat merupakan kesumbangan nada dan kerumpangan makna.
Bukan tanggal dua belas. Tanggal dua belas di mana aku merintih penat dan segalanya sudah amat terlambat…
Bukan pula suatu saat. Suatu saat di mana Tuhan memeram kita pada senja di tanggal enam.
ARW
190211
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H