Lihat ke Halaman Asli

Gerimis, Kidungmu Buatku

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari sini kusampaikan salam padamu, Langit. Salam dua tubuh yang dinaung pilu dalam wadah memoar lawas. Dua kalbu yang terkikis duka dan waktu.
Kauhanjurkan airmata yang tiap bulirnya makin mengingatkan pada kotaku dulu. Tetesmu membaur di jejalan, di pusat perbelanjaan, bahkan di raga bocah yang bermain kapal-kapalan.
Tak bisa pula kulebur ingatan tentang sesap kopi dan kotak jajanan yang nyaris kosong. Tuan berkacamata persegi dengan ulas senyum yang tanpa ia sadari membuatku nyaris tercekik mati.
Aku merindu, Langit.
Jangan kaupindahkan mega mendungmu pada pelupuk mataku, Langit.
ARW
10-11 9 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline