Menjelang berpisah, perempuan itu, yang sudah memiliki hatiku sepenuhnya, tersenyum samar. Pandangannya tajam namun mesra.
"Kamu tetap sayang aku kan'?", tanyanya manja. Disentuhnya daguku pelan.
Aku tersenyum.
"Jawab dong, jangan hanya senyum doang",rengeknya.
"Tentu saja, sayang,"sahutku pelan, ada nada ragu didalamnya.
"Pasti dan selamanya?", desaknya lagi
"Pasti dan selamanya,"jawabku lirih dan mencium keningnya.
"Jangan sampai tidak lho ya..OK, hati-hati dijalan", katanya riang.
Dia tersenyum, lalu membuka pintu mobilku kemudian berjalan anggun menuju pintu rumahnya.
Aku menghela nafas panjang.