Lihat ke Halaman Asli

Dari Kutuk Menjadi Berkat

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sebuah negeri yang terkenal dengan adat istiadatnya yang tinggi dimana masyarakatnya ramah dan sopan dalam bersikap serta santun bahasanya, itulah sifat asli bangsa nusantara sejak dahulu. Dengan ribuan sukunya Indonesia adalah kiblat pluralis dunia yang sejak dahulu tentram sudah terbiasa dengan perbedaan saling menghormati dan saling peduli, namun belakangan nilai-nilai itu mulai bergeser, tergerus jaman, pengaruh infiltrasi budaya asing.

Ada beberapa kelompok yang mengatas namakan demi kepentingan masyarakat bahkan dengan tegas mengatas namakan Agama mereka katanya memperjuangkan kebaikan, bersuara lantang melakukan demo namun tidak jarang disertai dengan aksi anarkis dan merusak menyebabkan keresahan bagi masyarakat. Tapi….. terkesan dibiarkan bahkan sepertinya aparat takut kepada mereka.

Sementara itu ada sebuah komunitas yang telah hadir di 34 Propinsi di Indonesia sampai struktur kabupaten/kota bahkan juga di kecamatan dan desa, sekelompok orang yang dipandang sebelah mata oleh banyak orang dan diacuhkan, datang dengan damai yang mengandalkan kekuatan sendiri dengan penuh semangat dan kesungguhan melakukan aksi-aksi sosial dan peduli lingkungan berbakti bagi negri melakukan kebajikan kepada masyarakat dan mendukung program-program Pemerintah menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi bangsa, tapi …….. malah diwaspadai bahkan dicurigai.

Memang sangat lucu negeri ini dan sekaligus menjengkelkan.

Kenyataanya….. yang merusak dan meresahkan ditakuti tapi yang berusaha berbuat kebaikan malah dimusuhi.

Lantas apakah dengan begitu perjuangan lantas terhenti………

Jangan mimpi dapat menghentikannya karena kami adalah sekumpulan para pemimpi yang mendambakan terciptanya rasa kebersamaan dan persaudaraan saling peduli terhadap sesama dan juga pada lingkungan, kami adalah para pelopor para pendobrak dan para pejuang yang berbuat tanpa pamrih melakukan perbaikan dan kebajikan bukan hanya berwacana tapi berusaha dengan keras mewujudkan mimpi tersebut yang dimulai dari sendiri dan dilakukan sekarang. Karena negeri ini adalah milik semua kalangan dari bangsa ini baik pribadi maupun kelompok yang kecil maupun yang besar semua punya hak dan kewajiban yang sama untuk memberikan kontribusi. Kalau bukan kita lantas siapa lagi dan kalau bukan sekarang lalu tunggu kapan lagi.

Maka seiring dengan terbitnya sang Fajar yang menerangi dunia

Kami Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara ( GAFATAR ) yang hanya mengabdi kepada Dia pemilik seluruh jagat alam raya Tuhan Yang Maha Esa, kami hadir membawa pesan persahabatan dan perdamaianyang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas mengajak kepada semua elemen bangsa yang punya kepedulian dan kepekaan terhadap masalah bangsa ini mari kita bersatu bangkit lakukan perubahan mari kita berlomba dalam kebaikan.

Sahabat se-Nusantara, sudah menjadi rahasia umum kalau kita telah lama menjadi budak di negeri sendiri. Kita bagai di negeri kutuk baik di kota maupun di diladang. Dimana berbagai bangsa datang memakan hasil bumi dan jerih payah kita sementara kita tertindas dan terinjak baik ekonomi soial dan budaya. Orang-orang asing menjadi tinggi dimata kita sementara kita nampak rendah. Hasil kandungan alam kita diambil dan dimanfaatkan sebesar-sebesarnya bagi kemaslahatan mereka orang-orang asing itu (akibat kebodohan sendiri yang dipelihara dan bangga dengan kebodohannya) sehingga kita yang meminjam dan mereka yang memberi pinjaman karena mereka adalah kepala dan kita ekornya.

Dengan penuh semangat kami (Gafatar) bertekad ingin menjadikan negeri ini menjadi negeri berkat yang dipandang tinggi dan berada diatas segala bangsa karena kita adalah kepala dan mereka ekornya. Kita mendapat berkat baik dikota maupun diladang dimana semua hasil bumi dan kandungan alamnya dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran bangsa sehingga kita yang memberi pinjaman kepada mereka bangsa-bangsa itu.

from Manado With Love,-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline