Lihat ke Halaman Asli

Amran Ibrahim

pencatat roman kehidupan

PKS, Pesta Usai Rumah Tergadai

Diperbarui: 26 Juni 2019   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tentang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang tidak ada habisnya. Mulai dari bicara basis massanya yang militan, program-program yang kontroversi, hingga kasus-kasus yang menimpa petingginya. Mulai dari fakta-fakta seputar PKS hingga cocoklogi politik yang melekat pada partai yang meraup kenaikan suara di Pileg 2019 lalu ini.

Fakta menarik dan terbaru dari PKS ini adalah terkait akan disita paksanya asset lima petinggi PKS termasuk ketua umumnya Sohibul Iman karena kalah dari Fahri Hamzah. Bahkan dari keterangan kuasa hukum Fahri tidak tertutup kemungkinan Kantor DPP PKS juga menjadi salah satu asset yang akan diambil paksa. Inilah fakta tragis bagi PKS, pesta usai rumah tergadai.

Jikalah fakta ini dikaitkan atau dicocoklogikan dengan beberapa peristiwa dan pernyataan tokoh politik selama masa pemilu, hal ini sungguh menjadi drama yang siap mengocok pikiran kita. Cocoklogi pertama, usai mengalami kekalahan ketiga kalinya melawan Fahri (Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Tinggi Jakarta, dan Mahkamah Agung) muncul drama 'kardus' yang diteriakkan Andi Arief.

Jika ditilik, Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan PKS dengan berkas yang diputus 30 Juli 2018. Sementara itu, isu 'kardus' yang diteriakkan Andi Arief terjadi pada 8 Agusutus 2018 atau beselang lebih kurang satu minggu saja. Benarkah PKS menerima 'kardus' hanya demi membayar tuntutan Rp 30 milyar Fahri Hamzah?

Cocoklogi kedua yaitu usai hajatan Pemilu 2019. Aksi-aksi diseputaran Jakarta menolak hasil pemilu dianggap oleh sebagian pihak merupakan sebuah proyek penggalangan massa yang dilakukan pihak tertentu demi meraup keuntungan dan mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa. Apakah PKS juga terlibat dalam proyek penggalangan massa tersebut, mengingat dan menimbang PKS mempunyai basis massa yang militan dan tangguh, plus tagihan hutang yang harus dibayarkan kepada Fahri Hamzah?

Cocoklogi ketiga yaitu desas-desus yang mengatakan pertemuan tertutup PKS dengan utusan Jokowi. Konon telah ada deal-deal-an yang menguntungkan bagi PKS. Apakah ini juga terkait dengan pengamanan kasus perseteruan PKS dengan Fahri?

Terlepas dari cocoklogi di atas, benar ataupun salah, biarlah hal itu menjadi rahasia rumah tangga PKS. Yang pastinya, PKS hari ini bak pengantin yang baru menikah dan harus segera mencari rumah baru untuk memadu kasih karena rumah sebelumnya harus tergadai untuk biaya nikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline