Lihat ke Halaman Asli

Kalau JJ Rousseau Main Instagram

Diperbarui: 5 November 2018   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

instagram jokowi

Apapun yang kita ucap, mencerminkan pemikiran kita dan kedalamannya. Termasuk yang kita tulis. Saya akhir akhir ini "ngestalk" akun Instagram Bapak Joko Widodo, dan saya juga membaca kolom komentar disitu. Postingan Pak Jokowi akhir akhir ini memuat bencana gempa Lombok dan tsunami di Palu. Yang menarik untuk dikaji adalah komentar komentar dalam unggahan, yang banyak berisi hujatan, makian, umpatan, bahkan asumsi bahwa bencana alam adalah azab, yang disampaikan dengan bahasa yang sangat kasar. 

Bahkan banyak yang menyinggung dan mengaitkan musibah ini dengan isu politik, yang kampanye juga ada, bahkan menghakimi azab dan sebagainya.

Yang sangat tidak etis yaitu, saudara saudara kita di Palu dan sekitarnya sedang berduka, banyak keluarga, dan orangtuanya meninggal. Dalam kondisi seperti ini, masih bisa menyalahkan dan memaki orang dengan hebat? Teman teman bisa lihat di kolom foto yang saya unggah, silahkan menilai sendiri apa yang terjadi. 

Apa itu kebebasan? Apakah kebebasan itu boleh sembarangan, sesuka hati kita aja? Apakah kebebasan berpendapat itu tidak terbatas? Boleh gak sih memaki orang, kan kebebasan, liberalisme, demokrasi?

Tanpa mengerti konteks kebebasan dan demokrasi secara mendasar, maka banyak orang salah mengartikan "kebebasan" dan "merdeka". Kebebasan berpendapat menjadi pembelaan untuk memaki dan menghujat dengan bebas.

Kebebasan itu menjadi sebuah gagasan utama dalam filsafat pencerahan di Prancis abad ke 18. Para filsuf mendiskusikan isu isu kebebasan sipil sebagai topik paling hangat zaman itu, zaman "les lumieres" istilahnya. Inilah asal usul pemikiran filosofis dari demokrasi, yuk kita gali. Pemikiran ini bisa kita lihat dalam tokoh bernama J.J Rousseau.

"RETOURNONS A LA NATURE!"

Itulah semboyan Rousseau, artinya "Mari kembali ke alam!". Menurut Rousseau, setiap individu manusia memiliki "KEBEBASAN ALAMIAH", yang secara natural ada dalam diri manusia dari lahir. Bahwa manusia itu hanya patuh pada dirinya sendiri dan merdeka melakukan apa yang dirinya inginkan. Jadi, ya bebas aja gitu mau ngapain, gimana diri kita sendiri sebagai individu yang merdeka. Berarti Rousseau mendukung kita untuk memaki maki orang sebebas bebasnya kita dong? Kan kebebasan alamiah! Jadi, kita bisa maki maki orang.

TIDAK! Rousseau tidak berhenti disitu, ia melanjutkan, bahwa manusia pun memiliki "kontrak sosial" dengan manusia lainnnya. Artinya, setelah kita berhubungan dengan manusia lain, maka kebebasan itu menjadi "KEBEBASAN PUBLIK". Nah, kebebasan alamiah yang tadi tunduk pada kehendak umum, istilah kerennya "volunte generale". 

Kita ga hidup sendiri, ada orang lain, jadi kita harus tunduk pada kehendak umum, yang merupakan kesepakatan dan hasil kontrak sosial antara kita dan manusia lainnya. Intinya, dalam "KEBEBASAN ALAMIAH" ini kita harus memikirkan juga "KEBEBASAN PUBLIK", apakah kebebasan diri kita ini mengganggu kebebasan orang lain, jika kebebasan alamiah kita mengganggu kebebasan alamiah orang lain, maka kebebasan yang kita miliki itu tidak layak disebut kebebasan. Sehingga, perlu yang namanya "KONTRAK SOSIAL", agar kebebasan publik bisa berjalan dengan harmoni antar individu yang bebas.

Dalam KEBEBASAN kita, ada sebuah TANGGUNGJAWAB untuk menjaga KEBEBASAN orang lain. Jika KEBEBASAN kita mengganggu orang lain, maka namanya adalah KEBABLASAN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline