Lihat ke Halaman Asli

MIDNIGHT BLUES

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

--lustrum musim tumbuh

Dan begitulah aku menemukan dirimu: di jazirah

Yang tersekap bau kecut penikaman. Selangkah

Dari wilayah pedih. Lambaian mata jadi isyarat

Bagi notasi melankolia; lagu keluh yang berbaris

Di tubir kenangan. Melingkari petak-petak ingatan

Malam-malam seringkali direngkuh rasa sendiri

Meski kita tengah membopong frekuensi kegaduhan

Atau memutar ritmis perjamuan yang rikuh

Begitulah aku menemukan dirimu: selangkah dari

Wilayah pedih. Pekat yang tersaruk di luar dinding

Tempiaskan keributan di jalanan carut-marut

Dan setiap goresan menipis di pelipismu

Sewaktu kulerai kau dari gelagat badai. Dari senyap

Yang berumbai pada noktah perputaran waktu

Tapisubuh terasa menakutkan ketika aku digeledah

Oleh lentik birahi. Sebab di rongga jantungku

Telah kusembunyikan degup Isytar

“Kisahkan tentang renyah perkasihan,” desahmu

Suhu udara lalu bertukar rupa. Dan kita bicara

Dengan logat yang terhenyak selama bertahun-tahun

Mendulang celaan dari kuyupnya ritual perkawinan

Sebelum kemudian melorot ke dalam arus ledakan

Berotasi kembali dalam molekul-molekul sunyi

Menjadi serpihan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline