Kemana perginya jiwa pemberontak yg dulu ada …..
Imajinasi yg dulu liar menerobos kepala baja tak bertuan
Kini seolah tak mampu tuk menggenggam sekepal pasir…
Musnah di sapu oleh sang angin….
Dulu…alam pikir masih mampu untuk menembus sel membran otak para kepala baja
Melumat habis pikiran hitam dari kepala baja tak bertuan….
Tapi kini… Pemberontak itu seolah tak berani menatap matahari
Dia rapuh tatapan mata sayu berwarna merah ….. bukankan merah itu berani???
saya rasa merah itu timbunan rasa duka yg tak mampu tuk dimuntahkan …..
Air mata yang membatu…..
Jiwa Pemberontak di dalam jiwaku……
Aku rindu suara lantangmu itu ……..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H