Lihat ke Halaman Asli

Suparmin

Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Sejuta:Sedekah Jumat Baitul Iman

Diperbarui: 2 Agustus 2024   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Para Remaja Pelayan Umat

Fajar perlahan merangkak dari balik ufuk timur, cahayanya masih memerah, bayang-bayang merahnya menembus hingga memecah subuh di Masjid Baitul Iman. Suasana khusyuk dalam selimut keheningan nan syahdu. Azan subuh berkumandang dengan nyaring, menggema hingga ke ujung kampung, mengundang para jemaah untuk menunaikan ibadah terbaik. Di antara jemaah , ada sosok para remaja. Di sana ada Khalik, sang pemimpin Ikatan Remaja Baitul Iman.Wajah mereka merefleksikan semangat yang membara. Hari ini, Khalik bersama teman-temannya akan memulai sebuah tradisi baru yang dinamai "Sejuta:  Sedekah Jumat Subuh Baitul Iman.

"Siap semua?" tanya Khalik pada teman-temannya, suaranya sedikit bergetar karena rasa haru dan debar.

"Siap!" jawab teman-temannya serentak, semangat mereka menyala bagai obor di tengah kegelapan.

Satu per satu, mereka menata sayuran segar dan sembako. Sayuran ini dikumpulkan dengan rapi di atas sebuah balai-balai dari bambu. Tataan yang rapi dengan dominasi hijau membuat suasana semakin syahdu. Di atas balai, ada kol hijau yang renyah, wortel oranye yang manis, daun bawang beraroma harum, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Tak lupa, ada juga minyak goreng dan tepung terigu yang dikemas rapi. Dua jenis sembako ini masih terbatas, mengingat ini program pertama dan dana yang juga masih terbatas.

"Ini semua berkat donasi dari para dermawan, ya," ucap Qadri, salah seorang remaja yang juga pernah menjadi ketua Karang Taruna Desa Julubori. "Semoga Allah membalas kebaikan mereka." Ucapnya sambil tersenyum khas.

Setelah shalat subuh berjamaah, ketua remaja berdiri di depan para Jemaah. Menjelaskan program, sumber dana, dan juga manfaat. Setelah melantunkan ziki dan doa, mereka menuju ke balai-balai yang berisi kumpulan sayur. Mereka segera mengemas dalam kantong berukuran pas. Sedikit demi sedikit, sayur-sayur itu pun berpindah ke dalam kantong. Puluhan kantong berisi sayur siap untuk dibagikan kepada para jemaah. Seolah bingkisan di subuh hari. Ada seorang jemaah yang menerima bingkisan dengan mata haru. "Terima kasih, nak. Kalian sudah sangat berbuat baik," ucapnya lirih.

"Sama-sama, Pak," jawab para remaja sambil tersenyum. Hatinya merasa hangat melihat senyum bahagia di wajah sang jemaah.

Seorang bapak-bapak muda juga terlihat senang menerima bingkisan. "Alhamdulillah, ini sangat membantu keluarga saya," ujarnya. Ia menceritakan bahwa program ini sangan membantu bagi warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini penting sebagai manifestasi kehadiran masjid dalam sebuh kampong.

Seiring berjalannya waktu, kantong-kantong berisi bingkisan semakin menipis. Namun, semangat para remaja tidak surut sedikit pun. Mereka terus membagikan dengan tulus dan ikhlas, berharap bisa membawa kebahagiaan bagi sesama. Kegiatan ini pun merekatkan mereka. Rekat dalam kebahagiaan kebaikan.

Ketika matahari mulai merangkak, kegiatan sedekah subuh pun selesai. Mereka duduk bersama di halaman masjid, kelelahan namun merasa sangat puas. "Alhamdulillah, hari ini kita bisa berbagi dengan sesama," ucap mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline