Lihat ke Halaman Asli

M Ammar Mahardika

Service Engineer PT ALTRAK 1978

2015 dalam Rangkuman, Pandangan untuk Perubahan

Diperbarui: 31 Desember 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju penghujung tahun 2015, pada diri saya pribadi terdapat banyak kejadian yang menarik sekaligus berkesan. Ini adalah tahun pertama saya semakin adaptif dengan dunia perkuliahan (tahun 2014 hanya setengah tahun, kan.) Ternyata, hidup saat kuliah itu berbeda dengan hidup saat sekolah biasa. Keahlian yang paling dirasa muncul ialah keahlian mengatur uang. Semakin dewasa, semakin tumbuh keinginan agar dapat hidup mandiri; jadi meminta uang kepada orangtua harus dikurangi.

Selain masa berkuliah, 2015 ini punya pelbagai kejadian untuk saya. Pertama, saya mengikuti acara Sail Tomini 2015 yang diselenggarakan oleh pemerintah pada tanggal 28 Agustus s.d. 26 September 2015 lalu. Saya berangkat dari satuan tugas (satgas) Kemenpora, mewakili kampus dalam acara berkeliling Indonesia dengan kapal dalam rentang waktu sebulan tersebut. Acara ini bukan hanya sekedar keliling dan jalan-jalan, lho. Selama acara tersebut banyak hal dan pelajaran yang bisa kita ambil, seperti betapa kayanya Indonesia ini sebenarnya, dan sebagainya. Selain itu, kita juga dapat memerluas jaringan kita karena kita mendapat teman-teman dari seluruh penjuru Nusantara ini.

Kedua, mendapat kesempatan bertemu presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, ini di Istana Negara pada rangkaian acara Kompasianival 2015 (12/12) lalu. Sebagai salah satu blogger termuda, ini tentu kesempatan yang tidak boleh disia-siakan—momen ini cuma ada sekali seumur hidup. Bertemu orang nomor satu di negeri ini di kediamannya, siapa yang tidak mau? Di sana saya, bersama 99 Kompasianer lainnya, dijamu makan siang dan diadakan audiensi. Siapa sangka, presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sibuk mengurusi negeri ini, ternyata humoris dan ringan pembawaannya? Beliau membuat undangan-undangannya tertawa dengan leluconnya yang menyelingi audiensi.

Satu hal yang saya salut dari Jokowi adalah, menurut penuturan beliau saat “kopdar”, beliau sangat mengapresiasi kehadiran jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai salah satu bentuk masyarakat mengontrol langsung kinerja pemerintah. Diharapkan, kata beliau, jurnalisme warga ini semakin dewasa dan kritis, serta bersinergi dengan pemerintah mengawal pembangunan negeri ini.

Ketiga, adalah kegiatan-kegiatan kampus yang saya rasakan selama setahun ini. Sungguh padat. Bahkan beberapa kesempatan juga membuat saya kelimpungan dengan dunia akademis saya, karena harus membagi waktu dengan sangat cermat. Namun, semua ini mengajarkan saya bahwa semakin dewasa, harus semakin bijak. Belajarlah meninggalkan sifat kekanak-kanakan menjadi (minimal sedikit) cerdas dan independen. Kalau bukan kita sendiri yang mengubah diri kita, siapa lagi?

Mungkin saya adalah salah satu warga yang telah menjalankan “Revolusi Mental”, salah satu program pemantapan etiket warga negara Indonesia yang sangat gencar dilakukan pemerintah. Mungkin belum sehebat “Revolusi Kebudayaan” milik Republik Rakyat Tiongkok, tapi setidaknya sudah terjadi perubahan pada saya pribadi. Tahun 2015 telah mengajarkan saya banyak hal, menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berbagai kesalahan yang dilakukan seyogyanya menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali. Terima kasih, 2015! Selamat tinggal, tahun tikus; salam perubahan! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline