Lihat ke Halaman Asli

M Ammar Mahardika

Service Engineer PT ALTRAK 1978

Taman Kota

Diperbarui: 16 Desember 2015   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lewat angin aku bertutur kata, tentang rasa yang tak tersampaikan. Bahwa aku ingin bersamamu, melempar pandang di bawah pohon yang daunnya berguguran. Mungkin dari daun yang menunaikan tugasnya itu kamu telah menyelipkan sepatah-dua patah kalimat, yang isinya begini:

Aku menyayangimu

Lebih dari naluri burung walet melindungi telurnya

Aku berhutang padamu

Rasa sayang yang tak bisa dikikis oleh apapun

Sesederhana itu.

Namun nyatanya, melemparnya ke telingaku sulit. Aku bisa membacanya, dari sorot matamu yang sudah menjelaskan semuanya; ternyata, ada yang lebih sederhana daripada satu bait singkat itu.

Aku sudah mengerti. Sekiranya, saatnya kamu untuk menerka apa isi jiwaku, berapa yang kusisihkan untukmu. Setelah kamu cari tahu, ternyata aku hanya menyisihkan jiwaku hanya untuk makan dan mengingatkanku sendiri untuk tidur. Sisanya? Kamu sendiri yang tahu.

Aku tahu ini salah

Salah selalu di pihakku

Karena yang benar hanya ada di telapak Tuhan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline